Bimbingan dan Konseling
Blog ini di buat untuk memperluas ilmu-ilmu dalam mata kuliah bimbinan dan konseling
Tuesday, October 30, 2018
Wednesday, May 31, 2017
Makalah lengkap BK dalam dunia Kerja
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang pantas diaucapkan kecuali puji syukur kehadirat Allah SWT
yang mana iya telah limpahkan rahmat hidayah-nya sehinggah tugas makalah ini
dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Makalah
ini disusun sebagai salah satu tugas pada mata kuliah “Konseling Lintas Budaya” yang berjudul Konseling Dalam Dunia Kerja.
Dalam makalah ini tentunya masih ada kekurangan-kekurangan yang tanpa di
senggaja atau di sadari kekuranganya maka dalam hal ini di harapkan saran dan
kritik yang sifatnya membantu atau membanggun motifasi dalam membuat makalah
yang berikutnya.
BAB l
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan
sehari-hari manusia saling membutuhkan satu dengan lainya karna manusia tidak
bisa hidup sendiri. Dalam kehidupan baru ini munusia bertahan hidup dengan
menempatkan dirinya dalam suatu pekerjaan, oleh karna itu di dalam suatu
pekerjaan sangat di butuhkan sautu jasa yang bisa membantu suatu masalah yang
timbul.
Sedangkan yang dimaksud dengan industri adalah suatu
organisasi yang didirikan untuk memproduksi barang dan jasa. Jika ketiga kata
tersebut yaitu bimbingan, konseling dan industri digabungkan maka, dapat
diartikan sebagai ilmu terapan atau dasar yang menalaah dan menangani masalah
perilaku manusia yang timbul dalam proses produksi, distribusi dan konsumsi
barang dan jasa.
Adanya bimbingan dan konseling di dunia industri
disebabkan karena, dari penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli
diketahui bahwa kondisi sosial dan psikologis dari lingkungan kerja secara
potensial memiliki arti yang lebih penting dari pada kondisi kerja fisik.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana ruang lingkup
kerja konselor di dunia usaha dan
industri ?
2.
Apa manfaat
adanya bimbingan dan konseling di dunia industry ?
3. Bagaimana fungsi ruang lingkup dan kerja konselor industry ?
4. Apa fungsi bimbingan dan konseling industry ?
C. Tujuan
Untuk
mengetahui pengertian, isi dan fungsi dari:
1.
Ruang lingkup kerja konselor
di dunia usaha dan industri
2. Manfaat adanya bimbingan dan
konseling di dunia industry
3. Ruang lingkup dan kerja konselor industry
4. Fungsi bimbingan dan konseling industry
Dan
sebagai salah satu tugas mata kuliah Konseling Lintas Budaya
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Ruang Lingkup Kerja Konselor Di Dunia Usaha Dan
Industri
Menurut
Prayitno (1997) ruang lingkup kerja konselor di dunia usaha dan industri
meliputi lima bidang pelayanan, yaitu:
1. Penempatan Kerja
Pelayanan penempatan memberikan bantuan bagi para pencari
kerja dengan menyediakan berbagai informasi tentang pekerjaan, analisis
pekerjaan, serta aspek kognitif, afektif dan psikomotorik penempatan kerja
lainnya. Dari pihak lembaga kerja, peranan konselor adalah membantu perusahaan
memperolah tenaga kerja yang cocok dengan keperluan dengan keperluan perusahaan
sesuai dengan jenis, strata, dan struktur pekerjaan yang ada di perusahaan itu.
Dipandang dari pihak pencari kerja dan pengusaha, konselor berusaha membangun suasana
the right man on the right place, menempatkan pekerja secara tepat
sesuai dengan kondisi pribadinya, bakat, minat, serta bidang keahliannya.
Layanan penempatan seperti ini juga berlaku bagi para pekerja yang menempati
posisi baru dalam struktur atau penjajagan yang ada.
2.
Penyesuaian
Kerja
Kepada para pekerja pemula konselor memberikan layanan
orientasi. Para pemula itu perlu mendapat persepsi yang tepat, wawasan yang
memadai dan cara-cara yang akurat tentang bidang kerja yang baru dijabat itu.
Tema utama bidang pelayanan ini adalah Penyesuaian diri secara tepat dan
cepat terhadap tuntutan kinerja di tempat yang baru. Penyesuaian yang
seperti ini akan memberikan jaminan awal tentang keberhasilan kerja para pemula
itu.
3.
Kepuasan
Kerja
Keadaan yang diharapkan adalah para pekerja merasa senang
bekerja, merasa kerasan dan puas dengan kondisi yang ada. Kondisi ini akan
mengantarkan para pekerja itu bertugas lebih lanjut dengan semangat yang cukup
tinggi bahkan semakin tinggi. Keadaan ketidak puasan yang menimpa para pekerja
dan pemula, perlu diberikan bantuan layanan konseling untuk mengembalikan
semangat kerja dan sikap positif terhadap pekerjaan mereka itu.
4.
Kepindahan
Kerja
Kepindahan para pekerja tidak hanya di latar belakangi oleh
faktor ketidak puasan dengan pekerjaan yang lama, ada kemungkinan mereka ingin
pindah karena ingin memperolah pengalaman baru atau alasan-alasan lainnya.
Apapun alasannya, proses pemindahan kerja itu sering kali memerlukan bantuan
konseling baik untuk penempatan maupun penyesuaian.
5. Pengentasan Masalah Lainnya
Masalah-masalah pribadi berkenaan denga keluarga, kesehatan,
sikap, dan kebiasaan sehari-hari, hoby dan waktu senggang, hubungan sosial
kemasyarakatan, dan lain sebagainya merupakan obyek penggarapan konseling.
Apabila masalah-masalah ini dibiarkan membesar, sedikt banyaknya akan
mempengaruhi hubungan kerja dan kinerja pekerja yang bersangkutan dengan
perusahaannya. Sebaliknya apabila masalah-masalah pribadi tersebut dapat
ditangani dengan baik, dampak positifnya terhadap hubungan kerja dan kinerja
pekerja yang dimaksud akan dapat dipertahankan atau bahkan ditingkatkan.
B.
Manfaat
Adanya Bimbingan dan Konseling di Dunia Industri
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam
membuat pilihan-pilihan dan penyesuaian-penyesuaian yang sederhana yang
didasarkan pada prinsip demokkrasi yang merupakan tugas dan hak setiap individu
untuk memilih jalan hidupnya sendiri sejauh tidak mencampuri hak orang lain.
Bimbingan dapat juga diartikan sebagai proses pemberian bantuan yang dilakukan
oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik
anak-anak, remaja maupun dewasa agar orang yang dibimbing tersebut dapat
mengembangkan kemampuan dirinya dengan memanfaatkan kemampuan individu dan
sarana ynag ada dan dapat dikembangkan
berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan
melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada
individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara
pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien. Sedangkan yang dimaksud
dengan industri adalah suatu organisasi yang didirikan untuk memproduksi barang
dan jasa. Jika ketiga kata tersebut yaitu bimbingan, konseling dan industri
digabungkan maka, dapat diartikan sebagai ilmu terapan atau dasar yang menalaah
dan menangani masalah perilaku manusia yang timbul dalam proses produksi,
distribusi dan konsumsi barang dan jasa.
Adanya bimbingan dan konseling di dunia industri disebabkan karena, dari penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli diketahui bahwa kondisi sosial dan psikologis dari lingkungan kerja secara potensial memiliki arti yang lebih penting dari pada kondisi kerja fisik.
Adanya bimbingan dan konseling di dunia industri disebabkan karena, dari penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli diketahui bahwa kondisi sosial dan psikologis dari lingkungan kerja secara potensial memiliki arti yang lebih penting dari pada kondisi kerja fisik.
Kondisi
sosial dan psikologis yang mempengaruhi tersebut antara lain:
1. Kelompok-kelompok informal antara
pekerja
2. Sikap tenaga kerja terhadap
pekerjaannya
3. Komunikasi antar tenaga kerja
Dari beberapa
kondisi di atas, manfaat adanya bimbingan dan konseling industri sangat
diperlukan, seperti:
Dapat meningkatkan efisiensi, motivasi dan
kepuasan para pekerja. Selain itu, dapat juga bermanfaat untuk meneliti dan
menganalisis perilaku manusia sebagai konsumen.
C.
Ruang
Lingkup dan Kerja Konselor Industri
Pekerjaan merupakan pernyataan diri manusia sebagai subjek
yang harus berkembang dan menemukan diri. Kerja merupakan wadah aktualisasi
diri dari orang dewasa, yang mempunyai dunia dengan dua warna dominan, yakni
cinta dan pekerjaan (to love and to work, Lieben und Arbeiten). Dalam pada itu
masalah merupakan hal yang akrab dalam proses perkembangan diri, termasuk pula
dalam lingkup kerja.
Kondisi kerja masyarakat modern yang dirasakan makin
memberikan stress menimbulkan kebutuhan akan pelayanan kesehatan mental untuk
menanganinya. Diperlukan perhatian terhadap kesejahteraan fisik dan mental
karyawan, yang pada akhirnya akan mengarah pada produktivitas yang lebih tinggi
dan perolehan profit yang lebih besar bagi perusahaan, sekaligus sebagai wujud
tanggung jawab perusahaan secara
hukum dan etika. Bagi karyawan sendiri tercapainya kesejahteraan fisik dan
mental merupakan salah satu hal yang diinginkan dalam hidupnya. Maka jasa
konseling merupakan salah satu penawaran sebagai tindakan pencegahan atau
antisipasi resiko dari stress kerja.
Pada awalnya konseling perusahaan lebih banyak menangani
masalah hubungan antar manusia dalam lingkup perusahaan (1913). Kemudian pada
tahun 1940 jasa konseling lebih dimaksudkan sebagai salah satu usaha pendidikan
kesehatan di tempat kerja yang bertujuan untuk membantu karyawan dalam
menangani kesejahteraan fisik dan mental, seperti alkohol, merokok, manajemen
stress, menjaga kesehatan jantung, dll. Penanganan terhadap masalah kecanduan
alkohol dilakukan secara interdisipliner, yakni oleh ex-alcoholics, psikiater,
social workers, occupational & industrial psychologist, dan staf
personalia. Mulai tahun 1960 counsellors & counselling psychologist
merupakan tim kesehatan mental, di mana konseling individu menjadi bagian dari
pelayanan Employee Assistance Programme (EAP), yang terkait dengan kinerja
karyawan, terapan manajemen dan kepemimpinan, pelatihan supervisor, dan
dukungan terhadap seluruh level karyawan, termasuk pelatihan yang membantu
individu dan organisasi dalam menghadapi perubahan.
Konseling dalam hal ini bersifat preventif, dengan
fungsi antara lain:
1. Mendukung
karyawan dalam menghadapi perubahan organisasi
2. Sebagai
cara untuk meningkatkan kesehatan mental
Egan (1994) menghitung biaya yang
harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk menangani masalah psikologis dan sosial
serta problem karyawan yang "mahal" nilainya, seperti hubungan kerja
sama dalam kelompok, alkoholik, perceraian, kematian yang mempengaruhi terjadinya
kesalahan kerja. Bila tidak ditangani, maka dapat dihitung besarnya kerugian
yang diderita.
3. Meningkatkan
nilai Sumber Daya Insani sebagai asset organisasi
Dengan semakin tingginya kesadaran
bahwa manusia adalah asset organisasi, maka jasa konseling diadakan untuk
mengatur kekuatan-kekuatan organisasi secara konstruktif.
4. Konseling/psikoterapi
tidak hanya bertindak secara kuratif
Yakni penanganan kasus yang sudah
terlanjur terjadi, melainkan juga menangani secara preventif dalam bentuk
pemberian latihan dan pendidikan untuk mencegah sakit mental, sehingga biaya
jangka panjang akan lebih murah.
5. Sebagai
wujud tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility)
Program ini menguntungkan organisasi dan masyarakat. Perlu dilakukan pendekatan secara menyeluruh pada karyawan, yakni secara fisik, mental, emosional, dan spiritual (satu-satu saja tidak cukup). Individu perlu memperoleh bantuan profesional dalam menjalani tahap-tahap perkembangan hidupnya, guna menghadapi masala transisi dan krisis.
Program ini menguntungkan organisasi dan masyarakat. Perlu dilakukan pendekatan secara menyeluruh pada karyawan, yakni secara fisik, mental, emosional, dan spiritual (satu-satu saja tidak cukup). Individu perlu memperoleh bantuan profesional dalam menjalani tahap-tahap perkembangan hidupnya, guna menghadapi masala transisi dan krisis.
6. Sebagai
sumber perubahan organisasi
Konseling membantu membawa nilai,
energi perubahan, vitalitas penerimaan, realisasi penerimaan, dan perkembangan
diri menuju situasi kerja yang dinamis. Konseling mempengaruhi budaya
organisasi, sehingga menjadi kuat dan adaptif.
Cooper (1995)
membagi alasan pemilik perusahaan mengadakan konseling di organisasi menjadi 3
kategori, yakni:
1. Sebagai
fasilitas pelayanan kesejahteraan
2. Sebagai
sarana untuk menolong klien menghadapi perubahan situasi kerja
3. Sebagai
alat untuk mengatasi stress
Dapat dimengerti mengapa diperlukan konseling
perusahaan, mengingat bahwa ¼ dari waktu hidup manusia dihabiskan di tempat
kerja, identitas pribadi seringkali dihubungkan dengan kerja, dan adanya
keterkaitan antara kehidupan pribadi dan profesional. Satu hal yang pasti,
diberikan kebebasan dan keluwesan untuk menyesuaikan konseling perusahaan
dengan tuntutan dan kebutuhan masing-masing organisasi.
D.
Fungsi
Bimbingan dan Konseling Industri
Ada beberapa
fungsi dari bimbingan dan konseling industri, di antaranya yaitu:
1. Mempelajari
perilaku manusia di dalam lingkungan kerja khususnya dalam pelaksanaan tugas
pekerjaannya
2. Mempelajari
interaksi (hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi) dengan pekerjaan,
lingkungan fisik dan dengan lingkungan sosialnya di tempat kerja.
3. Mempelajari
produk dan jasa mana yang bermanfaat bagi konsumen serta bagaimana menyadarkan
konsumen akan kemanfaatan produk dan jasa tersebut
4. Mempelajari
perilaku konsumen dalam kaitan kebiasaan membeli dan dalam proses pengambilan
keputusan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan
melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada
individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien). Sedangkan yang dimaksud
dengan industri adalah suatu organisasi yang didirikan untuk memproduksi barang
dan jasa. Jika ketiga kata tersebut yaitu bimbingan, konseling dan industri
digabungkan maka, dapat diartikan sebagai ilmu terapan atau dasar yang menalaah
dan menangani masalah perilaku manusia yang timbul dalam proses produksi,
distribusi dan konsumsi barang dan jasa.
Adanya bimbingan dan konseling di dunia industri disebabkan
karena, dari penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli diketahui bahwa
kondisi sosial dan psikologis dari lingkungan kerja secara potensial memiliki
arti yang lebih penting dari pada kondisi kerja fisik.
Kondisi sosial dan psikologis yang mempengaruhi seperti: Kelompok-kelompok informal
antara pekerja, Sikap tenaga
kerja terhadap pekerjaannya, Komunikasi
antar tenaga kerja
Dari beberapa kondisi di atas, manfaat adanya bimbingan dan konseling
industri sangat diperlukan, seperti:
Dapat meningkatkan efisiensi, motivasi dan
kepuasan para pekerja. Selain itu, dapat juga bermanfaat untuk meneliti dan
menganalisis perilaku manusia sebagai konsumen.
B. Saran
Penulis
mengetahui dalam makalah ini
tentunya masih ada kekurangan-kekurangan yang tanpa di senggaja atau di sadari
kekuranganya maka dalam hal ini di harapkan saran dan kritik yang sifatnya
membantu atau membanggun motifasi dalam membuat makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
makalah Lengkap kode etik Guru BK
KATA PENGANTAR
Tiada
kata yang pantas diaucapkan kecuali puji syukur kehadirat Allah SWT yang mana
iya telah limpahkan rahmat hidayah-nya sehinggah tugas makalah ini dapat diselesaikan
dengan tepat waktu. Makalah ini
disusun sebagai salah satu tugas pada mata kuliah “Profesionalisasi Bimbingan dan Konseling” yang berjudul Kode Etik Guru BK.
Dalam
makalah ini tentunya masih ada kekurangan-kekurangan yang tanpa di senggaja
atau di sadari kekuranganya maka dalam hal ini di harapkan saran dan kritik
yang sifatnya membantu atau membanggun motifasi dalam membuat makalah yang
berikutnya.
BAB l
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akhir-akhir ini pendidikan menjadi masalah yang
ramai dibicarakan. Berbicara mengenai pendidikan berarti
berbicara tentang profesiguru. Pada saat ini profesi guru merupakan salah satu
profesi yang banyak diminati oleh kebanyakan siswa dan siswi, hal tersebut
karena guru merupakan profesi yang dapat menentukan masa depan bangsa ini, guru
yang baik dan berkualitas dapat menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang
berkualitas juga, begitu pun sebaliknya, seorang guru yang tidak berkualitas
akan menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang tertinggal dan bahkan bisa
menjadi bangsa yang terjajah lagi, selain itu saat ini profesi guru
dijamin kesejahteraan hidupnya.
Namun,kebanyakan orang yang telah menjadi
seorang guru dalam menjalankan profesinya tersebut tidak jarang melakukan
penyimpangan atau pun pelanggaran terhadap norma-norma menjadi seorang guru,
sehingga pemerintah menetapkan suatu aturan atau norma-norma yang harus
dipatuhi oleh para guru di Indonesia yang dikenal dengan “Kode Etik Guru”.
Dengan adanya Kode Etik Guru ini, diharapkan para guru dapat menjalankan
tugasnya dengan baik sebagaimana telah ditetapkan dalam Kode Etik Guru
tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian kode etik
Guru ?
2. Apakah isi dari kode etik Guru
Bk ?
3. Apakah
Fungsi Kode etik Guru ?
C. Tujuan
Untuk mengetahui pengertian, isi dan
fungsi dari kode etik Guru Bk, dan sebagai salah satu tugas mata mata kuliah
profesionalisasi bimbingan dan konseling.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian kode etik Guru
Kode etik profesi merupakan norma
yang ditetapkan dan diterima oleh sekelompok profesi, yang mengarahkan atau
memberi petunjuk kepada anggotanya bagaimana seharusnya berbuat dan sekaligus
menjamin mutu profesi itu dimata masyarakat. Apabila anggota kelompok
profesi itu menyimpang
dari kode etiknya, maka kelompok profesi itu akan tercemar di mata masyarakat.
Oleh karena itu, kelompok profesi harus mencoba menyelesaikan berdasarkan kekuasaannya sendiri.
Dalam
kaitannya dengan profesi, bahwa kode etik merupakan tata cara atau aturan yang
menjadi standart kegiatan anggota suatu profesi. Suatu kode etik menggambarkan
nilai-nilai professional suatu profesi yang diterjemahkan kedalam standar
perilaku anggotanya.
Seperti
guru memiliki kewajiban untuk membimbing anak didik seutuhnya dengan
tujuan membentuk manusia pembangunan yang pancasila. Inilah bunyi kode etik
guru yang perrtama dengan istilah “bebakti membimbing” yang artinya mengabdi
tanpa pamrih dan tidak pandang bulu dengan membantu (tanpa paksaan, manusiawi).
Istilah seutuhnya lahir batin, secara fisik dan psikis. Jadi guru harus
berupaya dalam membentuk manusia pembangunan pancasila harus seutuhnya tanpa
pamrih.
Misalnya
seperti guru pembimbing atau konselor di sekolah “Konselor harus
menghormati harkat pribadi, integritas dan keyakinan kliennya”. Apabila kode
etik itu telah diterapkan maka konselor ketika berhadapan dalam bidang apapun
demi lancarnya pendidikan diharapkan memiliki kepercayaan dengan clientnya dan
tidak membuat clientnya merasa terseinggung.
B. Kode Etik Guru Bimbingan dan
Konseling
Dengan
disahkannya UU NO 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, memberikan makna
tersendiri bagi pengembangan profesi bimbingan dan konseling, dan melahirkan
berbagai Peraturan Pemerintah sebagai peletakan dasar pelaksanaan
Undang-undang tersebut. PP no 27, 28, 29, dan 30 tahun 1990 mengatur tata
laksana pendidikan pra-sekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi serta mengakui sepenuhnya tenaga guru dan tenaga lain yang
berperan dalam dunia pendidikan, selain guru.
Peluang
lain yang memberikan angin baru badi pengembangan bimbingan dan konseling
adalah SK. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 026/1989, yang menyatakan,
“adanya pekerjaan bimbingan dan konseling yang berkedudukan seimbang dan
sejajar dengan kegiatan belajar”. PP tersebut memberikan legalisasi yang cukup
mantap bagi keberadaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Aspek
legal keberadaan konselor juga dipeyung UURI No. 20 tahun 2003 tentang Sistim
Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat 6 yang menyatakan, “Pendidik adalah tenaga
kepandidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur,
fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan ke khususannya, serta
bepartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan” (PB ABKIN, 2005: 34)
Kode Etik Bimbingan dan Konseling Indonesia
merupakan landasan moral dan pedoman tingkah laku profesional yang dijunjung
tinggi, diamalkan dan diamankan oleh setiap anggota profesi Bimbingan dan
Konseling Indonesia, yaitu :
1.
Pembimbing menghormati harkat klien.
2.
Pembimbing menempatkan kepentingan klien diatas
kepentingan pribadi.
3.
Pembimbing tidak membedakan klien.
4.
Pembimbing dapat menguasai dirinya, dalam arti kata
kekurangan-kekurangannya dan perasangka-prasangka pada dirinya.
5.
Pembimbing mempunyai sifat renda hati sederhana dan
sabar.
6.
Pembimbing terbuka terhadap saran yang diberikan pada
klien.
7.
Pembimbing memiliki sifat tanggung jawab terhadab
lembaga ataupun orang yang dilayani.
8.
Pembimbing mengusahakan mutu kerjanya sebaik mungkin.
9.
Pembimbing mengetahui pengetahuan dasar yang memadai tentang
tingkah laku orang, serta tehnik dan prosedur layanan bimbingan guna memberikan
layanan sebaik-baiknya.
10. Seluruh
catatan tentang klien bersifat rahasia.
11. Suatu
tes hanya boleh diberikan kepada petugas yang berwenang menggunakan dan
menafsirkan hasilnya.
Beberapa
rumusan kode etik bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:
1.
Pembimbing yang memegang jabatan harus memegang teguh
prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling.
2.
Pembimbing harus berusaha semaksimal mungkin untuk
mencapai hasil yang baik.
3.
Pekerjaan pembimbing harus harus berkaitan dengan
kehidupan pribadi seseorang maka seorang pembimbing harus:
a.
Dapat menyimpan rahasia klien.
b.
Menunjukkan penghargaan yang sama pada berbagai macam
klien.
c.
Pembimbing tidak diperkjenan menggunakan tena pembantu
yang tidak ahli.
d.
Menunjukkan sikap hormat kepada klien.
e.
Meminta bantuan alhi diluar kemampuan stafnya.
kode
Etik Bimbingan dan Konseling Indonesia wsajib dipatuhi dan diamalkan oleh
pengurus dan anggota organisasi tingkat nasional , propinsi, dan kebupaten/kota (Anggaran Rumah Tangga ABKIN, Bab
II, Pasal 2)
C. Fungsi kode Etik Guru
Pada
dasarnya kode etik memiliki fungsi ganda yaitu sebagai perlindungan dan
pengembangan bagi profesi. Fungsi seperti itu sama seperti apa yang dikemukakan
Gibson dan Michel (1945 : 449) yang lebih mementingkan pada kode etik sebagai
pedoman pelaksanaan tugas prosefional dan pedoman bagi masyarakat sebagai
seorang professional.
Kode etik guru sesungguhnya merupakan
pedoman yang mengatur hubungan guru dengan teman kerja, murid dan wali murid,
pimpinan dan masyarakat serta dengan misi tugasnya. Menurut Oteng Sutisna (1986
: 364) bahwa pentingnya kode etik guru dengan teman kerjanya difungsikan
sebagai penghubung serta saling mendukung dalam bidang mensukseskan misi dalam
mendidik peserta didik.
Etika
hubungan guru dengan peserta didik menuntut terciptanya hubungan berupa helping
relationship (Brammer, 1979), yaitu hubungan yang bersifat membantu dengan
mengupayakan terjadinya iklim belajar yang kondusif bagi perkembangan peserta
didik. Dengan ditandai adanya perilaku4 empati,penerimaan4dan penghargaan,
kehangatan dan perhatian, keterbukaan dan ketulusan serta kejelasan ekspresi
seorang guru.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kode
etik ialah ketentuan-ketentuan atau peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh
siapa saja yang berkecimpung dalam bidangnya masing-masing misalnya seperti guru bimbingan dan konseling memiliki kode etik yang harus di ikuti
agar profesi seorang guru tersebut terarah dengan baik.
Menurut
saya kode etik yang di keluarkan oleh ABKIN sudah relatif bagus hanya saja yang
perlu di perhatikan kembali ialah guru bimbingan dan konseling itu sendiri, apakah
konselor itu mampu mengikuti kode etik tersebut atau malah mengabaikanya. Tetapi
ketika kode etik tersebut tidak di terapkan atau tidak di ikuti maka yang
terjadi adalah kode etik tersebut tidak berfungsi sebagai mana mestinya dan
guru tersebut akan mendapatkan sangsi sebagaimana mestinya seperti :
1.
Memberikan
teguran secara lisan dan tertulis
2.
Memberikan
peringatan keras secara tertulis
3.
Pencabutan
keanggotan ABKIN
4.
Pencabutan
lisensi
5.
Apabila
terkait dengan permasalahan hukum/ kriminal maka akan diserahkan pada pihak
yang berwenang.
B. Saran
Penulis mengetahui dalam makalah ini tentunya masih ada
kekurangan-kekurangan yang tanpa di senggaja atau di sadari kekuranganya maka
dalam hal ini di harapkan saran dan kritik yang sifatnya membantu atau
membanggun motifasi dalam membuat makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Deskripsi Masalah
Menurut
saya kode etik yg dikeluarkan oleh abkin ini sangat bagus. karna Di lihat
dari pendapat yang ia berikan tentang
pengertian kode etik adalah ketentuan atau aturan yang menjadi pedoman dalam
menjalani tugas dan aktivitas suatu profesi. Disini jelas sekali bahwa abkin
sangat memegang aturan dalam kode etik guru dan menggunakan aturan kode etik
sesuai dengan aturannya seperti halnya mulai dari menghormati klien sampai
menjaga kerahasiaan klien dan dikenakan sanksi apabila melanggar aturan yang
sudah ditetapkan. Ini merupakan hal yang
sangat bagus karena seharusnya tugas guru bimbingan dan konseling memang seperti
itu.
Bukan
hal yang seperti biasanya terjadi bahwa masih banyak guru bimbingaan konseling
yang tidak memegang aturan dalam menjalankan profesinya dengan baik.contohnya
tidak dapat menjaga kerahasian yang dimiliki klien dengan baik. Dengan cara
menceritakan masalah klien kepada orang lain. Dan tidak ada juga dikenakan
sanksi. Jadi dalam hal ini menurut saya kode etik yang dikeluarkan oleh abkin
ini sudah sangat bagus dan perlu menjadi contoh untuk guru bimbingan konseling
dalam menjaga aturan yang ada dalam kode etik guru bimbingan dan konseling.
Contoh Lengkap Verbatim BK
No.
|
TAHAP
|
VERBATIM
|
TEKNIK
|
1.
|
Tahap 1:
Pengembangan/pembinaan hubungan
|
Kons : Assalamu’alaikum
Ko’or : Wa’alaikum salam,
silahkan duduk.
Kons : trimakasih kak.
Ko’or : ini dengan R yah?
Kons : ia, betul kak
Ko’or : bagaiana kabarnya R hari
ini?
Kons : Alhamdulillah baik kak
Ko’or : Alhamdulillah kalau
begitu, oh ia R sekarang kelas berapa?
Kons : saya sekarang sudah kelas
2 kak?
Ko’or : kelas 2 yah, sekolah
dimana?
Ko’or : wah, kakak kira R ini
sudah SMA ternyata masih MTS toh.
Kons : (tersenyum)
Koor : sudah berapa lama R
tinggal di panti asuhan?
Kons : sudah sekitar 1 tahunan
kak.
Ko’or : kalo sudah sekitar 1
tahunan berarti mulai dari R baru masuk kelas 1 yah?
Kons : iya betul kak.
Koor : jadi bagaimana R, apakah R
merasa sengang tinggal disini?
Kons : cukup senang kak.
Koor : kok ada kata cukup?
Berarti ada juga yah yang tidak disenangi?
Kons : (diam)
Koor : baiklah kalau R belum mau
mengatakan kepada kakak apa yang R tidak senangi, tapi apa yang membat R
sengantingal disini?
Kons : banyak teman-teman, dan
juga disini saya bisa sekolah dan di biayai oleh panti.
Koor : jadi R senang karena di
panti R punya banyak teman dan biaya sekolah R ditanggung oleh panti?
Kons : iya kak’
Koor : memangnya di kampung R
tidak punya banayak teman?
Kons : ada kak, tapi saya lebih
senang dengan teman-teman yang ada disini?
Koor : memang apa bedanya?
Kons : kalao di kampung
teman-teman banyak yang tidak sekolah jadinya mereka semua nakal, masih kecil
sudah ada yang minum, merokok.
Koor : ohh jadi R takut nanti
ikut-ikutan nakal? Makanya R mau tinggal di panti dan meninggalkan kampung
serta keluarganya R?
Kons : iya ka’.
Koor : R tidak rindu dengan org
tua dan sodara-saudara R?
Kons : (Diam)
Koor : ada apa R? Kalau memang R
rindu dengan keluarga R bisa bilang.
Kons : sebenarnya saya rindu ka’,
tapi saya belum bisa pulang sekarang dan juga
bapak saya juga terkadang datag menjenguk saya,.
Koor : oh iya? Baguslah kalau
bapaknya R biasa datang menjenguk R. Tapi tadik R bilang R belum bisa pulang
sekarang, memangnya kenapa R?
Kons : saya ingin menyelesaikan
sekolah saya dulu ka’ setidaknya sampai saya tamat di MTS. Karena orangtua
saya sudah pesan, kalau sudah tamat saya disuruh untuk pulang.
Koor : jadi setelah lulus MTS R
berencana untuk pulang seperti apa yang di inginkan orang tua R?
Kons : ( diam sejenak )
sebenarnya saya belum ingin pulang ka’, karena saya berharap saya bisa
selesai sampai SMA baru kemudian saya balik kekampung.
Koor : oh begitu, apa R sudah
mengtakan kepada orangtua bahwa R masih ingin tinggal disini sampai tamat
SMA.
Kons : belum ka’, saya tidak enak
hati pada bapak dan ibu, mungkin mereka sudah rindu, dan juga saya berfikir
kalau dikampung setidaknya saya bisa membantu mereka bekerja.
Koor : kakak senang mendengar
perkataan R yang begitu pengertian dengan orangtua, namun kalau itu akan
menjadi bebang buat R nantinya akan lebih baik R menceritakan kepada orangtua
dan meminta pendaat dari mereka, kakak yakin orang tua R pasti mengerti.
Kons : iya kak, saya akan
mencoba.
Koor : baguslah kalau R mau
berusaha, wah R ternyata sudah pukul 9, sepertinya kita cukup samapai disini
hari ini, nanti kita melanjutkan di pertemuan berikutnya, bagaimana R?
Kons: iya ka’
Koor : baikla sampai ketemu lagi
R
Kons : iya ka’, Assalamu alaikum
Koor : wa’alaikum salam R.
|
NO
|
TAHAP
|
VERBATIM
|
TEKNIK
|
1.
|
Tahap 2 : Memperdalam penggalian
|
Koor : Assalamu’alaikum R,
Kons : wa’alaikum salam ka’
Koor : hari ini kita bertemu lagi
R, bagaimana kabarnya R hari ini?
Kons: Alhamdulillah baik ka’.
Koor : Alhamdullah kalau R
baik-baik saja. Tadik R dari mana?
Kons : habis nonton bola ka’.
Koor : perginya dengan siapa?
Kons : dengan kakak saya.
Koor : ohh dengan kakak,
sepertinya R dekat yah dengan kakak?
Kons : iya ka’, kan cuman dia
saudara terdekat saya di panti?
Koor : baguslah kalau R dekat
dengan kakak, oh iia bagaimana dengan orangtua R? Apakah R sudah berbicara
dengan orangtua?
Kons : belum ka’
Koor : wah, kenapa belum?
Kons : saya masih ragu ka’, saya
takut mengecewakan mereka.
Koor : kaka’ senang kalau R
memikirkan perasaan orangtua R, tapi apakah dengan mengikuti keinginan
orangtua R akan baik-baik saja?
Kons : (diam)
Koor : kalau memang R baik-baik
saja yah R memang harus mengikuti keinginan orangtuanya R.
Koor : kalau saya jujur ka’ masih
tetap ingin tinggal disini, tapi saya masih bingung ka’,
Koor : apakah R sudah mendiskusikannya dengan kakak R?
Kons : belum ka’
Koor : R tidak ingin minta
pendapat dari kakakR?
Kons :saya bingung ka’ apakah
saya harus memberitahukannya atau tidak.
Koor : kenapa bingung?
Kons : karena sepertinya kakak
saya akan sependapat dengan orangtua untuk pulang setelah tamat MTS..
Koor ; ohh, ya sudah terserah R
saja. Jadi bagaimana? Apa yang akan R lakukan selanjutnya?
Kons : kalau menurut kakak apa
yang ahrus saya lakukan? Karena akalau saya sendiri bingung ka’.
Koor : yah kalau kakak sih
sebaiknya R membicarakannya dengan keluarga R, atau minta pendapat dengan
pembina panti, mungkin mereka ada saran buat R.
Kons : ia ka’ saya akan mencoba
kembali.
Koor ; kakak salut dengan kemauan
R berusaha untuk menyelesaikan masalah yang sedang R alami.
Kons : iya ka’, saya betul-betul
belum ingin pulang sekarang ke kampung, selain karena saya masih ingin
melanjutkan sekolah disini masih ada hal lain ka’, ( murung)
Koor : oh yah ? ada apa R? Coba
ceritakan dengan kaka’, semoga kakak bisa bantu.
Kons : (diam)
Koor : R tenang saja, apapun yang
R katakan kakak jamin kerahasiaannya, hanya R dan kakak yang tahu, jadi R
tidak perlu takut ataupun ragu untuk menceritakannya pada kakak.
Kons : sebenarnya alasan utama
saya ingin tinggal berjauhan dengan orangtua dan mengikuti jejak kaka saya
karena saya tidak betah tinggal di rumah ka’.
Koor : ohyah ? kenapa R tidak
betah tinggal dirumah, dan memilih tinggal dipanti? Padahal R harus
meninggalkan keluarga yang R sayangi.
Kons : saya tidak suka tinggal
dirumah ka’, ( murung, mata berkaca-kaca)
Koor : ( memegang bahu konseli),
Koor : pelan-pelan R, coba R
tenangkan fikiran R dulu.
Kons : saya betul-betul tidak
tahan tinggal dirumah ka’.
Koor : oke, kakak paham kalau R
tidak tahan tinggal dirumah, tapi kenapa R tidak tahan dan tidak betah
tinggal dirumah?
Kons : keluarga saya sering
bertengkar ka’, kami sering kena; marah kalau orangtua habis bertengkar
kamiselalu kena’ imbasnya.
Koor : oh jadi R tidak
betahtinggal dirumah karena keluarga R tidak harmonis.? Dan R juga saudara
sering dimarah orangtua ?
Kons : iya kak.
Koor : apakah alasan R dan kakak
R untuk tinggal di panti sama?
Kons : iya ka’,
Koor : berarti kakak R paham
betul apa yang R inginkan? Coba R ceritakan
apa yang R alami sekarng pada kakak R.
Kons : baiklah ka’ saya akan coba
bicara dengan kakak saya .
Koor : baguslah kalau R
berfikiran seperti itu, nah karena hari ini sepertinya cukup sampai disini
pertemuan kita, kaka tunggu kabar selanjutnya dari R saat kita bertemu lagi
nanti, bagaimana R:
Kons : iya ka
Koor : baiklah untuk hari ini
cukup dulu yah, sampai ketemu lagi.
Kons : iya ka’ Assalaumu’alaikum
ka’
|
VERBATIM
3
No.
|
TAHAP
|
VERBATIM
|
TEKNIK
|
Tahap
3 : Menetapkan dan memecahkan masalah
|
Koor :
Assalamu’alaikum R, bagaimana kabarnya hari ini?
Kons :
wa’alaikum salam ka’, Alhamdulillah baik ka’.
Koor : baiklah
R, bisa kita lanjutkan percakapan kita yang sebelumnya?
Kons : iya
ka’,
Koor : jadi
bagaimana sekarang, sudah sejauhmana perkembangannya?
Kons : saya
sudah menceritakannya dengan kakak saya ka’,
Koor : jadi
bagaimana taggapan kakak R?
Kons : katanya
saya harus bertindak sesuai keinginan saya ka’,
Koor : jadi
bagaimana menurut R? Apa yang akan R lakukan sekarang?
Kons : saya
akan tetap tinggal di panti samapai saya tamat SMA ka’,
Koor :
syukurlah kalau R sudah punya keputusan, semoga keputusan yang R ambil bisa
membuat R lebih tenang.
Kons : amin
Koor : oh yah
R, pada pertemuan kita sebelumnya R bilang kalau keluarga R kurang harmonis
dan dirumah Rsering sekali dimarahi, kakak mau dengar cerita R lagi tentang
keluarga R.
Kons : iya
ka’, saya heran kenapa mereka selalu bertengkar yang lebih anehnya lagi ka’,
sehabis mereka bertengkar saya dan seudara-saudara saya juga kena marah,
padahal kami tidak tahu kesalahan kami.
Koor : jadi
kalian sering dimarahi tanpa sebab?
Kons : betul
ka’.
Koor : jadi
sehabis dimarahi apa yang R lakukan?
Kons :
terkadang saya membantah ka’, karna menurut saya kenapa saya haruss dimarahi
padahal saya tidak salah.
Koor : trus
bagaimana tanggapan orangtua R setelah R membantah?
Kons : mereka
makin marah ka’, kalau mereka sudah tambah marah saya terkadang pergi dari
rumah.
Koor : apakah
setelah R pergi dan kembali kerumah, oarngtua R sudah tidak marah lagi?
Kons :
terkadang marah dan kadang sudah tidak marah lagi
Koor : oh yah
?
Kons : iya
ka’, itulah ka’ kenapa saya tidak betah untuk tinggal dirumah.
Koor : yah,
kakak paham kenapa R sampai mengambil keputusan untuk berani meninggalkan
rumah dan tinggal dipanti.
Kons : (diam)
Koor : jadi
setelah R meninggalkan rumah dan tinggal dipanti bagaimana perasaan R?
Kons : saya sebenarnya rindu ka’ dengan keluarga,
tapi disini saya lebih nyaman ka’ karenasaya tidak terlalu memikirkan keadaan
keluarga saya yang berantakan.
Koor :
Alhamdulillah kalau selama tinggal di panti R merasa senang, oh yah R kalau
boleh kakak tau apakah R marah dengan sikap orangtua R yang seperti yang R
ceritakan pada kakak tadik?
Kons : di
bilang marah yah marah ka’, hanya saja kalau difikir-fikir mereka bersikap
seperti itu mungkin karena mereka lelah setelah seharian bekerja, dan mungkin
juga karena keadaan ekonomi kami yang kurang baik ka’.
Koor : oh
begitu, senang rasanya mendengar R begitu pengertian dengan keadaan
keluarganya R, walau R merasa marah tapi R tetap berusaha untuk mengerti.
Kons : terima
kasih ka, saya juga baru menyadarinya beberapa hari ini ka’.
Koor : oh
begitu yah, yah R walaupun orangtua terus memarahi kita, tapi sebenarnya
mereka pasti sayang dengan kita, karena bagaimana pun mereka adalah orangtua
R.
Kons : iya
ka’, makanya saya menyesal karena dulu sering membantah saat dimarahi ka’
Koor :
(memegang bahu konseli) kalau R sekarang menyesal dengan perbuatan R dulu
jadi sekarang apa yanga akan R lakukan sekarang?
Kons : mungkin
saya akan meminta maaf ka’ dengan orangtua dan berusaha merubah sikap-sikap
saya yang dulu sering menyakiti perasaaan orangtua.
Koor :
Alhamdulillah kalau R bisa berfikiran seperti itu, nah R sudah jam 9 hari ini
cukup samapai disini lagi yah, nanti kita lanjutkan lagi, kakak tunggu kabar
dari R selanjutnya. Oke?
Kons : ohh ia
ka’,
Koor : kalau
begitu, saat kita ketemu lagi kakak harap permasalahn yang R hadapi dapat R
selesaikan,
Kons : iya
ka’semoga, kapan kakak datng lagi kepanti ini?
Koor : mungkin
hari kamis R
Kons: oh iya
ka’ saya tunggu yah ka’ semoga saya juga sudah bisa berbicara dengan orangtua
saya ka’, baiklah kalau begitu saya permisi ka’, Assalamualaikum ka’.
Koor :
wa’alaikum salam R.
|
NO.
|
TAHAP
|
VERBATIM
|
TEKNIK
|
Tahap
4 : Pengakhiran dan Tindak Lanjut
|
Koor : Assalamu’alaikum R
Kons : wa’alaikum salam ka’ maaf ka’ lambat,
Koor : oh iya tidak apa, R dari man?
Kons : dari perpustakaan ka’.
Koor : belajar yah?
Kons : iya ka’, soalnya sudah mau mulai MIT
Semester ka’, .
Koor : oh yah? Kapan?
Kons : mulai besok ka’,
Koor : wadduh, nda ganggu kan?
Kons : tidak ka’, belajarnya juga sudah selesai
ka’,
Koor : syukurlah, .
Kons : oh yah ka’, saya sudah bicara dengan bapak
saya ka’ kalau saya masih ingin tetap tinggal disini.
Koor : oh yah? Jadi bagaiman tanggapan bapak R?
Kons : awalnya dia diam ka’, tapi setelah saya
jelaskan dia paham ka’.
Koor : Alhamdulillah, jadi sekarang bagaimana
perasaan R setelah berbicara dengan bapak?
Kons : sudah lebih tenang ka’, saya juga sudah
minta maaf dengan bapak saya ka’.
Koor : oh yah? Bagaimana cara R menyampaikan maaf
ke bapak R? Kakak jadi penasaran.
Kons : ( senyum), saya bilang saya minta maaf pak’
kalau selama ini saya ada salah sama bapak dan mama.
Koor : trus bagaimana tanggapan bapak R?
Kons : da hanya diam ka’, sambil mengusap kepala
saya ka’
Koor : itu tanda kasih bapak R ke R. Sekarang
bagaiman perasaan R?
Kons : baik ka’, hanya saja saya belum bicara
dengan ibu.
Koor : yah nanti kalau ada kesempatan baru bicara
dengan ibu.
Kons : iya ka’.
Koor : jadi R, selama beberapa kali kita
menjalankan konseling apa yang R rasakan?
Kons : saya lebih merasa lega ka’, setidaknya saya
sudah tahu apa yang menjadi masalah saya dan saya bersyukur bisa berani
mengambil sikap untuk menyelesaikan masalah saya ka’,terimaksih ka’ karena
sudah mau membantu saya menyelesaikan masalah saya ka’.
Koor : syukurlah kalau R merasa ada manfaat dari
pertemuan kita. Semoga ketika R nantinya mengalami suatu masalah R bisa
menyelesaikannya seperti R berusaha menyelesaikan masalah R yang sebelumnya.
Kons : Amien ka’.
Koor : baikalah R sekian pertemuan kita,
terimakasih kaka ucapkan pada R karena R sudah mau percaya dan menceritakan
permasalahn yang R alami pada kakak.
Kons : sama-sama ka’, karena kaka sudah mau
mendengar cerita saya dan juga mau membantu saya.
Koor : iya R, semoga kita bisa bertemu lagi yah R.
Kons : amien, rajin-rajin kemari yah ka’.
Koor : insya Allah, kalau begitu samapai jumpa
lagi R, Assalamu’alaikum R
Kons : Wa’alaikum salam ka’.
|
Subscribe to:
Posts (Atom)