No.
|
TAHAP
|
VERBATIM
|
TEKNIK
|
1.
|
Tahap 1:
Pengembangan/pembinaan hubungan
|
Kons : Assalamu’alaikum
Ko’or : Wa’alaikum salam,
silahkan duduk.
Kons : trimakasih kak.
Ko’or : ini dengan R yah?
Kons : ia, betul kak
Ko’or : bagaiana kabarnya R hari
ini?
Kons : Alhamdulillah baik kak
Ko’or : Alhamdulillah kalau
begitu, oh ia R sekarang kelas berapa?
Kons : saya sekarang sudah kelas
2 kak?
Ko’or : kelas 2 yah, sekolah
dimana?
Ko’or : wah, kakak kira R ini
sudah SMA ternyata masih MTS toh.
Kons : (tersenyum)
Koor : sudah berapa lama R
tinggal di panti asuhan?
Kons : sudah sekitar 1 tahunan
kak.
Ko’or : kalo sudah sekitar 1
tahunan berarti mulai dari R baru masuk kelas 1 yah?
Kons : iya betul kak.
Koor : jadi bagaimana R, apakah R
merasa sengang tinggal disini?
Kons : cukup senang kak.
Koor : kok ada kata cukup?
Berarti ada juga yah yang tidak disenangi?
Kons : (diam)
Koor : baiklah kalau R belum mau
mengatakan kepada kakak apa yang R tidak senangi, tapi apa yang membat R
sengantingal disini?
Kons : banyak teman-teman, dan
juga disini saya bisa sekolah dan di biayai oleh panti.
Koor : jadi R senang karena di
panti R punya banyak teman dan biaya sekolah R ditanggung oleh panti?
Kons : iya kak’
Koor : memangnya di kampung R
tidak punya banayak teman?
Kons : ada kak, tapi saya lebih
senang dengan teman-teman yang ada disini?
Koor : memang apa bedanya?
Kons : kalao di kampung
teman-teman banyak yang tidak sekolah jadinya mereka semua nakal, masih kecil
sudah ada yang minum, merokok.
Koor : ohh jadi R takut nanti
ikut-ikutan nakal? Makanya R mau tinggal di panti dan meninggalkan kampung
serta keluarganya R?
Kons : iya ka’.
Koor : R tidak rindu dengan org
tua dan sodara-saudara R?
Kons : (Diam)
Koor : ada apa R? Kalau memang R
rindu dengan keluarga R bisa bilang.
Kons : sebenarnya saya rindu ka’,
tapi saya belum bisa pulang sekarang dan juga
bapak saya juga terkadang datag menjenguk saya,.
Koor : oh iya? Baguslah kalau
bapaknya R biasa datang menjenguk R. Tapi tadik R bilang R belum bisa pulang
sekarang, memangnya kenapa R?
Kons : saya ingin menyelesaikan
sekolah saya dulu ka’ setidaknya sampai saya tamat di MTS. Karena orangtua
saya sudah pesan, kalau sudah tamat saya disuruh untuk pulang.
Koor : jadi setelah lulus MTS R
berencana untuk pulang seperti apa yang di inginkan orang tua R?
Kons : ( diam sejenak )
sebenarnya saya belum ingin pulang ka’, karena saya berharap saya bisa
selesai sampai SMA baru kemudian saya balik kekampung.
Koor : oh begitu, apa R sudah
mengtakan kepada orangtua bahwa R masih ingin tinggal disini sampai tamat
SMA.
Kons : belum ka’, saya tidak enak
hati pada bapak dan ibu, mungkin mereka sudah rindu, dan juga saya berfikir
kalau dikampung setidaknya saya bisa membantu mereka bekerja.
Koor : kakak senang mendengar
perkataan R yang begitu pengertian dengan orangtua, namun kalau itu akan
menjadi bebang buat R nantinya akan lebih baik R menceritakan kepada orangtua
dan meminta pendaat dari mereka, kakak yakin orang tua R pasti mengerti.
Kons : iya kak, saya akan
mencoba.
Koor : baguslah kalau R mau
berusaha, wah R ternyata sudah pukul 9, sepertinya kita cukup samapai disini
hari ini, nanti kita melanjutkan di pertemuan berikutnya, bagaimana R?
Kons: iya ka’
Koor : baikla sampai ketemu lagi
R
Kons : iya ka’, Assalamu alaikum
Koor : wa’alaikum salam R.
|
NO
|
TAHAP
|
VERBATIM
|
TEKNIK
|
1.
|
Tahap 2 : Memperdalam penggalian
|
Koor : Assalamu’alaikum R,
Kons : wa’alaikum salam ka’
Koor : hari ini kita bertemu lagi
R, bagaimana kabarnya R hari ini?
Kons: Alhamdulillah baik ka’.
Koor : Alhamdullah kalau R
baik-baik saja. Tadik R dari mana?
Kons : habis nonton bola ka’.
Koor : perginya dengan siapa?
Kons : dengan kakak saya.
Koor : ohh dengan kakak,
sepertinya R dekat yah dengan kakak?
Kons : iya ka’, kan cuman dia
saudara terdekat saya di panti?
Koor : baguslah kalau R dekat
dengan kakak, oh iia bagaimana dengan orangtua R? Apakah R sudah berbicara
dengan orangtua?
Kons : belum ka’
Koor : wah, kenapa belum?
Kons : saya masih ragu ka’, saya
takut mengecewakan mereka.
Koor : kaka’ senang kalau R
memikirkan perasaan orangtua R, tapi apakah dengan mengikuti keinginan
orangtua R akan baik-baik saja?
Kons : (diam)
Koor : kalau memang R baik-baik
saja yah R memang harus mengikuti keinginan orangtuanya R.
Koor : kalau saya jujur ka’ masih
tetap ingin tinggal disini, tapi saya masih bingung ka’,
Koor : apakah R sudah mendiskusikannya dengan kakak R?
Kons : belum ka’
Koor : R tidak ingin minta
pendapat dari kakakR?
Kons :saya bingung ka’ apakah
saya harus memberitahukannya atau tidak.
Koor : kenapa bingung?
Kons : karena sepertinya kakak
saya akan sependapat dengan orangtua untuk pulang setelah tamat MTS..
Koor ; ohh, ya sudah terserah R
saja. Jadi bagaimana? Apa yang akan R lakukan selanjutnya?
Kons : kalau menurut kakak apa
yang ahrus saya lakukan? Karena akalau saya sendiri bingung ka’.
Koor : yah kalau kakak sih
sebaiknya R membicarakannya dengan keluarga R, atau minta pendapat dengan
pembina panti, mungkin mereka ada saran buat R.
Kons : ia ka’ saya akan mencoba
kembali.
Koor ; kakak salut dengan kemauan
R berusaha untuk menyelesaikan masalah yang sedang R alami.
Kons : iya ka’, saya betul-betul
belum ingin pulang sekarang ke kampung, selain karena saya masih ingin
melanjutkan sekolah disini masih ada hal lain ka’, ( murung)
Koor : oh yah ? ada apa R? Coba
ceritakan dengan kaka’, semoga kakak bisa bantu.
Kons : (diam)
Koor : R tenang saja, apapun yang
R katakan kakak jamin kerahasiaannya, hanya R dan kakak yang tahu, jadi R
tidak perlu takut ataupun ragu untuk menceritakannya pada kakak.
Kons : sebenarnya alasan utama
saya ingin tinggal berjauhan dengan orangtua dan mengikuti jejak kaka saya
karena saya tidak betah tinggal di rumah ka’.
Koor : ohyah ? kenapa R tidak
betah tinggal dirumah, dan memilih tinggal dipanti? Padahal R harus
meninggalkan keluarga yang R sayangi.
Kons : saya tidak suka tinggal
dirumah ka’, ( murung, mata berkaca-kaca)
Koor : ( memegang bahu konseli),
Koor : pelan-pelan R, coba R
tenangkan fikiran R dulu.
Kons : saya betul-betul tidak
tahan tinggal dirumah ka’.
Koor : oke, kakak paham kalau R
tidak tahan tinggal dirumah, tapi kenapa R tidak tahan dan tidak betah
tinggal dirumah?
Kons : keluarga saya sering
bertengkar ka’, kami sering kena; marah kalau orangtua habis bertengkar
kamiselalu kena’ imbasnya.
Koor : oh jadi R tidak
betahtinggal dirumah karena keluarga R tidak harmonis.? Dan R juga saudara
sering dimarah orangtua ?
Kons : iya kak.
Koor : apakah alasan R dan kakak
R untuk tinggal di panti sama?
Kons : iya ka’,
Koor : berarti kakak R paham
betul apa yang R inginkan? Coba R ceritakan
apa yang R alami sekarng pada kakak R.
Kons : baiklah ka’ saya akan coba
bicara dengan kakak saya .
Koor : baguslah kalau R
berfikiran seperti itu, nah karena hari ini sepertinya cukup sampai disini
pertemuan kita, kaka tunggu kabar selanjutnya dari R saat kita bertemu lagi
nanti, bagaimana R:
Kons : iya ka
Koor : baiklah untuk hari ini
cukup dulu yah, sampai ketemu lagi.
Kons : iya ka’ Assalaumu’alaikum
ka’
|
VERBATIM
3
No.
|
TAHAP
|
VERBATIM
|
TEKNIK
|
Tahap
3 : Menetapkan dan memecahkan masalah
|
Koor :
Assalamu’alaikum R, bagaimana kabarnya hari ini?
Kons :
wa’alaikum salam ka’, Alhamdulillah baik ka’.
Koor : baiklah
R, bisa kita lanjutkan percakapan kita yang sebelumnya?
Kons : iya
ka’,
Koor : jadi
bagaimana sekarang, sudah sejauhmana perkembangannya?
Kons : saya
sudah menceritakannya dengan kakak saya ka’,
Koor : jadi
bagaimana taggapan kakak R?
Kons : katanya
saya harus bertindak sesuai keinginan saya ka’,
Koor : jadi
bagaimana menurut R? Apa yang akan R lakukan sekarang?
Kons : saya
akan tetap tinggal di panti samapai saya tamat SMA ka’,
Koor :
syukurlah kalau R sudah punya keputusan, semoga keputusan yang R ambil bisa
membuat R lebih tenang.
Kons : amin
Koor : oh yah
R, pada pertemuan kita sebelumnya R bilang kalau keluarga R kurang harmonis
dan dirumah Rsering sekali dimarahi, kakak mau dengar cerita R lagi tentang
keluarga R.
Kons : iya
ka’, saya heran kenapa mereka selalu bertengkar yang lebih anehnya lagi ka’,
sehabis mereka bertengkar saya dan seudara-saudara saya juga kena marah,
padahal kami tidak tahu kesalahan kami.
Koor : jadi
kalian sering dimarahi tanpa sebab?
Kons : betul
ka’.
Koor : jadi
sehabis dimarahi apa yang R lakukan?
Kons :
terkadang saya membantah ka’, karna menurut saya kenapa saya haruss dimarahi
padahal saya tidak salah.
Koor : trus
bagaimana tanggapan orangtua R setelah R membantah?
Kons : mereka
makin marah ka’, kalau mereka sudah tambah marah saya terkadang pergi dari
rumah.
Koor : apakah
setelah R pergi dan kembali kerumah, oarngtua R sudah tidak marah lagi?
Kons :
terkadang marah dan kadang sudah tidak marah lagi
Koor : oh yah
?
Kons : iya
ka’, itulah ka’ kenapa saya tidak betah untuk tinggal dirumah.
Koor : yah,
kakak paham kenapa R sampai mengambil keputusan untuk berani meninggalkan
rumah dan tinggal dipanti.
Kons : (diam)
Koor : jadi
setelah R meninggalkan rumah dan tinggal dipanti bagaimana perasaan R?
Kons : saya sebenarnya rindu ka’ dengan keluarga,
tapi disini saya lebih nyaman ka’ karenasaya tidak terlalu memikirkan keadaan
keluarga saya yang berantakan.
Koor :
Alhamdulillah kalau selama tinggal di panti R merasa senang, oh yah R kalau
boleh kakak tau apakah R marah dengan sikap orangtua R yang seperti yang R
ceritakan pada kakak tadik?
Kons : di
bilang marah yah marah ka’, hanya saja kalau difikir-fikir mereka bersikap
seperti itu mungkin karena mereka lelah setelah seharian bekerja, dan mungkin
juga karena keadaan ekonomi kami yang kurang baik ka’.
Koor : oh
begitu, senang rasanya mendengar R begitu pengertian dengan keadaan
keluarganya R, walau R merasa marah tapi R tetap berusaha untuk mengerti.
Kons : terima
kasih ka, saya juga baru menyadarinya beberapa hari ini ka’.
Koor : oh
begitu yah, yah R walaupun orangtua terus memarahi kita, tapi sebenarnya
mereka pasti sayang dengan kita, karena bagaimana pun mereka adalah orangtua
R.
Kons : iya
ka’, makanya saya menyesal karena dulu sering membantah saat dimarahi ka’
Koor :
(memegang bahu konseli) kalau R sekarang menyesal dengan perbuatan R dulu
jadi sekarang apa yanga akan R lakukan sekarang?
Kons : mungkin
saya akan meminta maaf ka’ dengan orangtua dan berusaha merubah sikap-sikap
saya yang dulu sering menyakiti perasaaan orangtua.
Koor :
Alhamdulillah kalau R bisa berfikiran seperti itu, nah R sudah jam 9 hari ini
cukup samapai disini lagi yah, nanti kita lanjutkan lagi, kakak tunggu kabar
dari R selanjutnya. Oke?
Kons : ohh ia
ka’,
Koor : kalau
begitu, saat kita ketemu lagi kakak harap permasalahn yang R hadapi dapat R
selesaikan,
Kons : iya
ka’semoga, kapan kakak datng lagi kepanti ini?
Koor : mungkin
hari kamis R
Kons: oh iya
ka’ saya tunggu yah ka’ semoga saya juga sudah bisa berbicara dengan orangtua
saya ka’, baiklah kalau begitu saya permisi ka’, Assalamualaikum ka’.
Koor :
wa’alaikum salam R.
|
NO.
|
TAHAP
|
VERBATIM
|
TEKNIK
|
Tahap
4 : Pengakhiran dan Tindak Lanjut
|
Koor : Assalamu’alaikum R
Kons : wa’alaikum salam ka’ maaf ka’ lambat,
Koor : oh iya tidak apa, R dari man?
Kons : dari perpustakaan ka’.
Koor : belajar yah?
Kons : iya ka’, soalnya sudah mau mulai MIT
Semester ka’, .
Koor : oh yah? Kapan?
Kons : mulai besok ka’,
Koor : wadduh, nda ganggu kan?
Kons : tidak ka’, belajarnya juga sudah selesai
ka’,
Koor : syukurlah, .
Kons : oh yah ka’, saya sudah bicara dengan bapak
saya ka’ kalau saya masih ingin tetap tinggal disini.
Koor : oh yah? Jadi bagaiman tanggapan bapak R?
Kons : awalnya dia diam ka’, tapi setelah saya
jelaskan dia paham ka’.
Koor : Alhamdulillah, jadi sekarang bagaimana
perasaan R setelah berbicara dengan bapak?
Kons : sudah lebih tenang ka’, saya juga sudah
minta maaf dengan bapak saya ka’.
Koor : oh yah? Bagaimana cara R menyampaikan maaf
ke bapak R? Kakak jadi penasaran.
Kons : ( senyum), saya bilang saya minta maaf pak’
kalau selama ini saya ada salah sama bapak dan mama.
Koor : trus bagaimana tanggapan bapak R?
Kons : da hanya diam ka’, sambil mengusap kepala
saya ka’
Koor : itu tanda kasih bapak R ke R. Sekarang
bagaiman perasaan R?
Kons : baik ka’, hanya saja saya belum bicara
dengan ibu.
Koor : yah nanti kalau ada kesempatan baru bicara
dengan ibu.
Kons : iya ka’.
Koor : jadi R, selama beberapa kali kita
menjalankan konseling apa yang R rasakan?
Kons : saya lebih merasa lega ka’, setidaknya saya
sudah tahu apa yang menjadi masalah saya dan saya bersyukur bisa berani
mengambil sikap untuk menyelesaikan masalah saya ka’,terimaksih ka’ karena
sudah mau membantu saya menyelesaikan masalah saya ka’.
Koor : syukurlah kalau R merasa ada manfaat dari
pertemuan kita. Semoga ketika R nantinya mengalami suatu masalah R bisa
menyelesaikannya seperti R berusaha menyelesaikan masalah R yang sebelumnya.
Kons : Amien ka’.
Koor : baikalah R sekian pertemuan kita,
terimakasih kaka ucapkan pada R karena R sudah mau percaya dan menceritakan
permasalahn yang R alami pada kakak.
Kons : sama-sama ka’, karena kaka sudah mau
mendengar cerita saya dan juga mau membantu saya.
Koor : iya R, semoga kita bisa bertemu lagi yah R.
Kons : amien, rajin-rajin kemari yah ka’.
Koor : insya Allah, kalau begitu samapai jumpa
lagi R, Assalamu’alaikum R
Kons : Wa’alaikum salam ka’.
|
No comments:
Post a Comment