Wednesday, May 31, 2017

Contoh Lengkap Verbatim BK

No.
TAHAP
VERBATIM
TEKNIK
1.
Tahap 1:
Pengembangan/pembinaan hubungan

Kons : Assalamu’alaikum
Ko’or : Wa’alaikum salam, silahkan duduk.
Kons : trimakasih kak.
Ko’or : ini dengan R yah?
Kons : ia, betul kak
Ko’or : bagaiana kabarnya R hari ini?
Kons : Alhamdulillah baik kak
Ko’or : Alhamdulillah kalau begitu, oh ia R sekarang kelas berapa?
Kons : saya sekarang sudah kelas 2 kak?
Ko’or : kelas 2 yah, sekolah dimana?
Kons : saya sekoalh di MTS Al- Khaerat Mamboro kak.
Ko’or : wah, kakak kira R ini sudah SMA ternyata masih MTS toh.
Kons : (tersenyum)
Koor : sudah berapa lama R tinggal di panti asuhan?
Kons : sudah sekitar 1 tahunan kak.
Ko’or : kalo sudah sekitar 1 tahunan berarti mulai dari R baru masuk kelas 1 yah?
Kons : iya betul kak.
Koor : jadi bagaimana R, apakah R merasa sengang tinggal disini?
Kons : cukup senang kak.
Koor : kok ada kata cukup? Berarti ada juga yah yang tidak disenangi?
Kons : (diam)
Koor : baiklah kalau R belum mau mengatakan kepada kakak apa yang R tidak senangi, tapi apa yang membat R sengantingal disini?
Kons : banyak teman-teman, dan juga disini saya bisa sekolah dan di biayai oleh panti.
Koor : jadi R senang karena di panti R punya banyak teman dan biaya sekolah R ditanggung oleh panti?
Kons : iya kak’
Koor : memangnya di kampung R tidak punya banayak teman?
Kons : ada kak, tapi saya lebih senang dengan teman-teman yang ada disini?
Koor : memang apa bedanya?
Kons : kalao di kampung teman-teman banyak yang tidak sekolah jadinya mereka semua nakal, masih kecil sudah ada yang minum, merokok.
Koor : ohh jadi R takut nanti ikut-ikutan nakal? Makanya R mau tinggal di panti dan meninggalkan kampung serta keluarganya R?
Kons : iya ka’.
Koor : R tidak rindu dengan org tua dan sodara-saudara R?
Kons : (Diam)
Koor : ada apa R? Kalau memang R rindu dengan keluarga R bisa bilang.
Kons : sebenarnya saya rindu ka’, tapi saya belum bisa pulang sekarang dan juga  bapak saya juga terkadang datag menjenguk saya,.
Koor : oh iya? Baguslah kalau bapaknya R biasa datang menjenguk R. Tapi tadik R bilang R belum bisa pulang sekarang, memangnya kenapa R?
Kons : saya ingin menyelesaikan sekolah saya dulu ka’ setidaknya sampai saya tamat di MTS. Karena orangtua saya sudah pesan, kalau sudah tamat saya disuruh untuk pulang.
Koor : jadi setelah lulus MTS R berencana untuk pulang seperti apa yang di inginkan orang tua R?
Kons : ( diam sejenak ) sebenarnya saya belum ingin pulang ka’, karena saya berharap saya bisa selesai sampai SMA baru kemudian saya balik kekampung.
Koor : oh begitu, apa R sudah mengtakan kepada orangtua bahwa R masih ingin tinggal disini sampai tamat SMA.
Kons : belum ka’, saya tidak enak hati pada bapak dan ibu, mungkin mereka sudah rindu, dan juga saya berfikir kalau dikampung setidaknya saya bisa membantu mereka bekerja.
Koor : kakak senang mendengar perkataan R yang begitu pengertian dengan orangtua, namun kalau itu akan menjadi bebang buat R nantinya akan lebih baik R menceritakan kepada orangtua dan meminta pendaat dari mereka, kakak yakin orang tua R pasti mengerti.
Kons : iya kak, saya akan mencoba.
Koor : baguslah kalau R mau berusaha, wah R ternyata sudah pukul 9, sepertinya kita cukup samapai disini hari ini, nanti kita melanjutkan di pertemuan berikutnya, bagaimana R?
Kons: iya ka’
Koor : baikla sampai ketemu lagi R
Kons : iya ka’, Assalamu alaikum
Koor : wa’alaikum salam R.





NO
TAHAP
VERBATIM
TEKNIK
1.
Tahap 2 : Memperdalam penggalian
Koor : Assalamu’alaikum R,
Kons : wa’alaikum salam ka’
Koor : hari ini kita bertemu lagi R, bagaimana kabarnya R hari ini?
Kons: Alhamdulillah baik ka’.
Koor : Alhamdullah kalau R baik-baik saja. Tadik R dari mana?
Kons : habis nonton bola ka’.
Koor : perginya dengan siapa?
Kons : dengan kakak saya.
Koor : ohh dengan kakak, sepertinya R dekat yah dengan kakak?
Kons : iya ka’, kan cuman dia saudara terdekat saya di panti?
Koor : baguslah kalau R dekat dengan kakak, oh iia bagaimana dengan orangtua R? Apakah R sudah berbicara dengan orangtua?
Kons : belum ka’
Koor : wah, kenapa belum?
Kons : saya masih ragu ka’, saya takut mengecewakan mereka.
Koor : kaka’ senang kalau R memikirkan perasaan orangtua R, tapi apakah dengan mengikuti keinginan orangtua R akan baik-baik saja?
Kons : (diam)
Koor : kalau memang R baik-baik saja yah R memang harus mengikuti keinginan orangtuanya R.
Koor : kalau saya jujur ka’ masih tetap ingin tinggal disini, tapi saya masih bingung ka’,
Koor : apakah R sudah  mendiskusikannya dengan kakak R?
Kons : belum ka’
Koor : R tidak ingin minta pendapat dari kakakR?
Kons :saya bingung ka’ apakah saya harus memberitahukannya atau tidak.
Koor : kenapa bingung?
Kons : karena sepertinya kakak saya akan sependapat dengan orangtua untuk pulang setelah tamat MTS..
Koor ; ohh, ya sudah terserah R saja. Jadi bagaimana? Apa yang akan R lakukan selanjutnya?
Kons : kalau menurut kakak apa yang ahrus saya lakukan? Karena akalau saya sendiri bingung ka’.
Koor : yah kalau kakak sih sebaiknya R membicarakannya dengan keluarga R, atau minta pendapat dengan pembina panti, mungkin mereka ada saran buat R.
Kons : ia ka’ saya akan mencoba kembali.
Koor ; kakak salut dengan kemauan R berusaha untuk menyelesaikan masalah yang sedang R alami.
Kons : iya ka’, saya betul-betul belum ingin pulang sekarang ke kampung, selain karena saya masih ingin melanjutkan sekolah disini masih ada hal lain ka’, ( murung)
Koor : oh yah ? ada apa R? Coba ceritakan dengan kaka’, semoga kakak bisa bantu.
Kons : (diam)
Koor : R tenang saja, apapun yang R katakan kakak jamin kerahasiaannya, hanya R dan kakak yang tahu, jadi R tidak perlu takut ataupun ragu untuk menceritakannya pada kakak.
Kons : sebenarnya alasan utama saya ingin tinggal berjauhan dengan orangtua dan mengikuti jejak kaka saya karena saya tidak betah tinggal di rumah ka’.
Koor : ohyah ? kenapa R tidak betah tinggal dirumah, dan memilih tinggal dipanti? Padahal R harus meninggalkan keluarga yang R sayangi.
Kons : saya tidak suka tinggal dirumah ka’, ( murung, mata berkaca-kaca)
Koor : ( memegang bahu konseli),
Koor : pelan-pelan R, coba R tenangkan fikiran R dulu.
Kons : saya betul-betul tidak tahan tinggal dirumah ka’.
Koor : oke, kakak paham kalau R tidak tahan tinggal dirumah, tapi kenapa R tidak tahan dan tidak betah tinggal dirumah?
Kons : keluarga saya sering bertengkar ka’, kami sering kena; marah kalau orangtua habis bertengkar kamiselalu kena’ imbasnya.
Koor : oh jadi R tidak betahtinggal dirumah karena keluarga R tidak harmonis.? Dan R juga saudara sering dimarah orangtua ?
Kons : iya kak.
Koor : apakah alasan R dan kakak R untuk tinggal di panti sama?
Kons : iya ka’,
Koor : berarti kakak R paham betul apa yang R inginkan? Coba R ceritakan  apa yang R alami sekarng pada kakak R.
Kons : baiklah ka’ saya akan coba bicara dengan kakak saya .
Koor : baguslah kalau R berfikiran seperti itu, nah karena hari ini sepertinya cukup sampai disini pertemuan kita, kaka tunggu kabar selanjutnya dari R saat kita bertemu lagi nanti, bagaimana R:
Kons : iya ka
Koor : baiklah untuk hari ini cukup dulu yah, sampai ketemu lagi.
Kons : iya ka’ Assalaumu’alaikum ka’
Koor : wa’alalkum salam R.




VERBATIM 3
No.
TAHAP
VERBATIM
TEKNIK
Tahap 3 : Menetapkan dan memecahkan masalah
Koor : Assalamu’alaikum R, bagaimana kabarnya hari ini?
Kons : wa’alaikum salam ka’, Alhamdulillah baik ka’.
Koor : baiklah R, bisa kita lanjutkan percakapan kita yang sebelumnya?
Kons : iya ka’,
Koor : jadi bagaimana sekarang, sudah sejauhmana perkembangannya?
Kons : saya sudah menceritakannya dengan kakak saya ka’,
Koor : jadi bagaimana taggapan kakak R?
Kons : katanya saya harus bertindak sesuai keinginan saya ka’,
Koor : jadi bagaimana menurut R? Apa yang akan R lakukan sekarang?
Kons : saya akan tetap tinggal di panti samapai saya tamat SMA ka’,
Koor : syukurlah kalau R sudah punya keputusan, semoga keputusan yang R ambil bisa membuat R lebih tenang.
Kons : amin
Koor : oh yah R, pada pertemuan kita sebelumnya R bilang kalau keluarga R kurang harmonis dan dirumah Rsering sekali dimarahi, kakak mau dengar cerita R lagi tentang keluarga R.
Kons : iya ka’, saya heran kenapa mereka selalu bertengkar yang lebih anehnya lagi ka’, sehabis mereka bertengkar saya dan seudara-saudara saya juga kena marah, padahal kami tidak tahu kesalahan kami.
Koor : jadi kalian sering dimarahi tanpa sebab?
Kons : betul ka’.
Koor : jadi sehabis dimarahi apa yang R lakukan?
Kons : terkadang saya membantah ka’, karna menurut saya kenapa saya haruss dimarahi padahal saya tidak salah.
Koor : trus bagaimana tanggapan orangtua R setelah R membantah?
Kons : mereka makin marah ka’, kalau mereka sudah tambah marah saya terkadang pergi dari rumah.
Koor : apakah setelah R pergi dan kembali kerumah, oarngtua R sudah tidak marah lagi?
Kons : terkadang marah dan kadang sudah tidak marah lagi
Koor : oh yah ?
Kons : iya ka’, itulah ka’ kenapa saya tidak betah untuk tinggal dirumah.
Koor : yah, kakak paham kenapa R sampai mengambil keputusan untuk berani meninggalkan rumah dan tinggal dipanti.
Kons : (diam)
Koor : jadi setelah R meninggalkan rumah dan tinggal dipanti bagaimana perasaan R?
Kons :  saya sebenarnya rindu ka’ dengan keluarga, tapi disini saya lebih nyaman ka’ karenasaya tidak terlalu memikirkan keadaan keluarga saya yang berantakan.
Koor : Alhamdulillah kalau selama tinggal di panti R merasa senang, oh yah R kalau boleh kakak tau apakah R marah dengan sikap orangtua R yang seperti yang R ceritakan pada kakak tadik?
Kons : di bilang marah yah marah ka’, hanya saja kalau difikir-fikir mereka bersikap seperti itu mungkin karena mereka lelah setelah seharian bekerja, dan mungkin juga karena keadaan ekonomi kami yang kurang baik ka’.
Koor : oh begitu, senang rasanya mendengar R begitu pengertian dengan keadaan keluarganya R, walau R merasa marah tapi R tetap berusaha untuk mengerti.
Kons : terima kasih ka, saya juga baru menyadarinya beberapa hari ini ka’.
Koor : oh begitu yah, yah R walaupun orangtua terus memarahi kita, tapi sebenarnya mereka pasti sayang dengan kita, karena bagaimana pun mereka adalah orangtua R.
Kons : iya ka’, makanya saya menyesal karena dulu sering membantah saat dimarahi ka’
Koor : (memegang bahu konseli) kalau R sekarang menyesal dengan perbuatan R dulu jadi sekarang apa yanga akan R lakukan sekarang?
Kons : mungkin saya akan meminta maaf ka’ dengan orangtua dan berusaha merubah sikap-sikap saya yang dulu sering menyakiti perasaaan orangtua.
Koor : Alhamdulillah kalau R bisa berfikiran seperti itu, nah R sudah jam 9 hari ini cukup samapai disini lagi yah, nanti kita lanjutkan lagi, kakak tunggu kabar dari R selanjutnya. Oke?
Kons : ohh ia ka’,
Koor : kalau begitu, saat kita ketemu lagi kakak harap permasalahn yang R hadapi dapat R selesaikan,
Kons : iya ka’semoga, kapan kakak datng lagi kepanti ini?
Koor : mungkin hari kamis R
Kons: oh iya ka’ saya tunggu yah ka’ semoga saya juga sudah bisa berbicara dengan orangtua saya ka’, baiklah kalau begitu saya permisi ka’, Assalamualaikum ka’.
Koor : wa’alaikum salam R.





VERBATIM 4
NO.
TAHAP
VERBATIM
TEKNIK

Tahap 4 : Pengakhiran dan Tindak Lanjut
Koor : Assalamu’alaikum R
Kons : wa’alaikum salam ka’ maaf ka’ lambat,
Koor : oh iya tidak apa, R dari man?
Kons : dari perpustakaan ka’.
Koor : belajar yah?
Kons : iya ka’, soalnya sudah mau mulai MIT Semester ka’, .
Koor : oh yah? Kapan?
Kons : mulai besok ka’,
Koor : wadduh, nda ganggu kan?
Kons : tidak ka’, belajarnya juga sudah selesai ka’,
Koor : syukurlah, .
Kons : oh yah ka’, saya sudah bicara dengan bapak saya ka’ kalau saya masih ingin tetap tinggal disini.
Koor : oh yah? Jadi bagaiman tanggapan bapak R?
Kons : awalnya dia diam ka’, tapi setelah saya jelaskan dia paham ka’.
Koor : Alhamdulillah, jadi sekarang bagaimana perasaan R setelah berbicara dengan bapak?
Kons : sudah lebih tenang ka’, saya juga sudah minta maaf dengan bapak saya ka’.
Koor : oh yah? Bagaimana cara R menyampaikan maaf ke bapak R? Kakak jadi penasaran.
Kons : ( senyum), saya bilang saya minta maaf pak’ kalau selama ini saya ada salah sama bapak dan mama.
Koor : trus bagaimana tanggapan bapak R?
Kons : da hanya diam ka’, sambil mengusap kepala saya ka’
Koor : itu tanda kasih bapak R ke R. Sekarang bagaiman perasaan R?
Kons : baik ka’, hanya saja saya belum bicara dengan ibu.
Koor : yah nanti kalau ada kesempatan baru bicara dengan ibu.
Kons : iya ka’.
Koor : jadi R, selama beberapa kali kita menjalankan konseling apa yang R rasakan?
Kons : saya lebih merasa lega ka’, setidaknya saya sudah tahu apa yang menjadi masalah saya dan saya bersyukur bisa berani mengambil sikap untuk menyelesaikan masalah saya ka’,terimaksih ka’ karena sudah mau membantu saya menyelesaikan masalah saya ka’.
Koor : syukurlah kalau R merasa ada manfaat dari pertemuan kita. Semoga ketika R nantinya mengalami suatu masalah R bisa menyelesaikannya seperti R berusaha menyelesaikan masalah R yang sebelumnya.
Kons : Amien ka’.
Koor : baikalah R sekian pertemuan kita, terimakasih kaka ucapkan pada R karena R sudah mau percaya dan menceritakan permasalahn yang R alami pada kakak.
Kons : sama-sama ka’, karena kaka sudah mau mendengar cerita saya dan juga mau membantu saya.
Koor : iya R, semoga kita bisa bertemu lagi yah R.
Kons : amien, rajin-rajin kemari yah ka’.
Koor : insya Allah, kalau begitu samapai jumpa lagi R, Assalamu’alaikum R
Kons : Wa’alaikum salam ka’.





No comments:

Post a Comment