Wednesday, May 31, 2017

Makalah Asismen Sikologi



KATA PENGANTAR
Tiada kata yang pantas diaucapkan kecuali puji syukur kehadirat Allah SWT yang mana iya telah limpahkan rahmat hidayah-nya sehinggah tugas makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. M akalah ini disusun sebagai salah satu tugas pada mata kuliah “Pemahaman individu ll” yang berjudul Asismen Psikologi.
          Dalam makalah ini tentunya masih ada kekurangan-kekurangan yang tanpa di senggaja atau di sadari kekuranganya maka dalam hal ini di harapkan saran dan kritik yang sifatnya membantu atau membanggun motifasi dalam membuat makalah yang berikutnya.




                                                                                           Palu, 21 september 2017





BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Bimbingan merupakan suatu usaha bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapinya. Salah satu hal yang penting dalam memberikan bimbingan adalah memahami siswa secara keseluruhan.Dengan demikian siswa akan mendapatkan bantuan yang tepat dan terarah. Untuk dapat memahami siswa dengan sebaik-baiknya,maka pembimbing perlu sekalimengumpulkan berbagai keteranganatau data tentang masing- masing siswa.jenis data ynag dikumpulkan hendaknya meliputi beberapa aspekyang berhubungan dengan diri siswa.Salah  satu teknik pengumpulan data utuk memahami siswa adalah: Tes Psikologis. Tes psikologis digunakan untuk mengumpulkan data yang bersifat potensi seperti: intelegensi bakat minat, kepribadian, sikap dan sebagainya.    Program khusus dari seluruh program bimbingan pada umumnya juga meliputi program testing. Setiap siswa sebagai indivividu mempunyai perbedaan-perbedaan, mempunyai ciri khas tersendiri, serta mempunyai selera dan minat tersendiri. Mereka perlu dipahami secara tepat.Ketepatan dalam memahami individu merupakan suatu modal yang sangat berharga. 

B.  Rumusan Masalah
1.      Apa tujuan diadakannya Test?
2.      Apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam memilih test?
3.      Apa  saja prinsip-prinsip dalam pemilihan test?
4.      Bagaimana cara mengkomunikasikan hasil tes kepada klien?

C.  Tujuan
1.      Agar mengetahui apa tujuan dari pelaksanaan test.
2.      Agar mengetahui hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan  dalam pemilihan test.
3.      Agar mengetahui prinsip-prinsip  yang ada dalam pemilihan test.
4.      Agar mengetahui bagaimana cara mengkomunikasikan hasil tes kepada klien dengan cara ang tepat.

BAB II
PEMBAHASAN

 A.    Tujuan Penggunaan Tes

1.  Untuk menyediakan informasi yang tidak ada sebelumnya atau untuk meninjau     keterandalan informasi yang telah ada dengan tes psikologi.
2.   Untuk penetapan siswa sesuai dengan kemampuan masing-masing pada program pendidikan pada umumnya. Penempatan siswa sesuai dengan kemampuan dalam pendidikan disebut sebagai dengan penjurusan siswa.
3.  Untuk pelaksanaan kegiatan sehari-hari. Dalam hal ini yang dimaksudkan adalah penggunaan hasil tes psikologis untuk konseling.


B.     Pemilihan Tes

Dalam pemilihan tes perhatian utama dicurahkan pada prinsip-prinsip dasar pengetesan yang juga diterapkan pada seluruh kegiatan konseling. Pada kegiatan konseling ada tiga hal penting yaitu memahami klien, menerima diri klien dan pandangan-pandangannya, mengkomunikasikan pemahaman dan penerimaan konselor kepada klien (Tuler: 1953)
Ada dua tujuan utama dalam pengetesan pertama, unik memilih tes yang paling tepat diikit banyak gunakan untuk tujuan-tujuan tertentu. Kedua, untuk memilih dan merencanakan yang sedikit banyak dapat memberikan sumbangan untuk pertumbuhan dan perkembangan klien. Dalam pemilihan tes dapat dilakukan dengan metode pemilihan tes yang menyangkut tiga aspek, yaitu :

1.     Konselor
Konselor merupakan faktor utama dalam menentukan keefektifan pendekatan pemilihan tes, dengan ini menumbuhkan sikap atau keyakinan konselor untuk bisa memilih tes yang tepat. Konselor akan merasa didorong dan berusaha untuk membuat keputusan pemilihan tes.


2.     Situasi
Di sekolah-sekolah atau lembaga-lembaga dimana konselor berperan tentang tindakan kelembagaan. Biasanya konselor mengalami kesulitan menciptakan kerjasama dengan klien. Pada situasi ini biasanya konselor mengadakan alih tangan untuk melakukan untuk tes psikologi.
3.     Klien
Klien pada umumnya menerima konselor sebagai orang yang mampu dan bijak dalam memberikan bantuan. Mereka juga sering mengharapakn bantuan yang bersifat kognitif. Kecenderungan seperti itu sering kali dihadapi oleh konselor.


C.     Prinsip-prinsip Pemilihan Tes

1.      Penstrukturan
Prosedur tes yang ditawarkan untuk dilakukan sebaiknya dikomunikasikan kepada klien. Akan dilakukan dimana, kapan, apa saja yang harus disiapkan hendaknya dikomunikasikan kepada klien dengan suasana yang menyenangkan dan sungguh-sungguh dan hendaknya dimulai dengan suatu pernyataan umum tentang peranaan tes dalam proses konseling.
2.      Klien tak memilih tes tertentu
Bordin memperingatkan bahwa klien todak dibebani tanggung jawab untuk menentukan tes mana yang paling baik untuk mengungkapakn karakteristik psikis yang dimilikinya. Hal ini merupakan hal harus dipersiapakan konselor. Klien biasanya memerlukan informasi yang falid untuk mengambil satu atau lebih alternatif tindakan.
3.      Keluwesan
Konselor dituntut memiliki kemampuan untuk mengenali klien tidak hanya dari segi ucapan atau susunan kalimat saja, tetapi juga bahasa tubuh klien. Jika klien tampak enggan melaksanakan tes, sebaiknya tidak perlu lagi membahas penggunaaan tes tersebut. Karena hal ini akan membuang waktu saja.


D.    Pengkomunikasian Hasil Tes

1.      Pengkomunikasian tes merupakan bagian proses konseling.

Pengkomunikasian hasil tes merupakan proses yang rasional dan objektif bagi konselor tetapi hasil tes tersebut belum tentu disukai klien. Bagi konselor skor hasil tes merupakan suatu diskripsi saja tetapi klien bisa saja menganggapnya sebagai motifasi. Konselor harus mampu menafsirkan perasaan yang ditampilkan klien setelah melihat hasil tes dalam usaha mengajak klien memahami dan menerima hasil tes tersebut.

2.      Pendekatan-pendekatan dalam pengkomunukasian hasil tes.

Konselor perlu memberi tahukan implikasi dan kesimpulan dari hasil pengetesan. Diperlukan pendekatan dalam pengkomunikasian dalam tes.
a.       Konselor melaporkan skor individu dalam beberapa bentuk (yaitu presentil, kesetaraan tingkatan), memperlihatkan lembaran hasil tes dan selanjutnya mengajak klien menafsirkan hasil yang diperolehnya.
b.      Konselor melaporkan skor yang diperoleh, menguraikan beberapa implikasi, beberapa prediksi dan juga membuat rekomendasi.
c.       Konselor mengemukakan kesimpulan-kesimpulan, implikasi-implikasi, prediksi-prediksi tetapi tidak mengemukakan referensi data tertentu yang mereka buat, tidak memberikan penilaian terhadap skor tes dan juga tidak menunjukkan profil hasil tes.

 Contoh pengkomunikasian hasil tes
Seorang konselor akan memberikan hasil tes kepada kliennya yang bernama Joni, tetapi hasil tes tersebut tidak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh Joni, sehingga joni merasa kecewa. Kemudian konselor tersebut memberikan motivasi kepada joni dan berkata “saya yakin kamu bisa mendapatkan hasil yang lebih baik dari pada ini”. Diharapkan dengan perkataan konselor seperti itu membuat Joni lebih termotivasi.


BAB  III
PENUTUP

A.  KESIMPULAN
Tes bertujuan untuk menyediakan informasi yang tidak ada sebelumnya, menempatkan siswa sesuai dengan kemampuan masing-masing pada program pendidikan pada umumnya.
Dalam pemilihan tes hal yang perlu diperhatikan yaitu memahami klien, menerima diri klien dan pandangan-pandanganya serta mengkomunikasikan pemahaman dan penerimaan konselor kepada klien.
Dalam pemilihan tes terdapat tiga aspek penting yaitu konselor, situasi dan klien. Pengomunikasian hasil tes merupakan proses yang rasional dan objektif bagi konselor tetapi hasil test tersebut belum tentu disukai oleh klien sehingga konselor harus mampu menafsirkan perasaan yang ditampilkan klien setelah melihat hasil test  dalam usaha mengajak klien mamahami dan menerima hasil test tersebut.
                       
B. SARAN
  1. Diharapkan kepada konselor agar terus meningkatkan kemampuannya sehingga membantu memperlancar  dalam memberikan layanan .
  2. Setelah membaca makalah ini diharapkan konselor mampu memahami hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan test,sehingga dapat membantu memberikan informasi dalam proses konseling.
  3. Dengan membuat makalah seperti ini, akan memacu kreativitas berpikir, memperluas cakrawala berpikir, dan meningkatkan minat membaca .


No comments:

Post a Comment