KATA PENGANTAR
Tiada
kata yang pantas diaucapkan kecuali puji syukur kehadirat Allah SWT yang mana
iya telah limpahkan rahmat hidayah-nya sehinggah tugas makalah ini dapat diselesaikan
dengan tepat waktu. M akalah ini disusun sebagai salah satu tugas pada mata
kuliah “Pemahaman individu ll” yang berjudul
Asismen Psikologi.
Dalam makalah ini tentunya masih ada
kekurangan-kekurangan yang tanpa di senggaja atau di sadari kekuranganya maka
dalam hal ini di harapkan saran dan kritik yang sifatnya membantu atau
membanggun motifasi dalam membuat makalah yang berikutnya.
Palu, 21 september 2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Bimbingan merupakan suatu usaha
bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka memecahkan masalah yang
dihadapinya. Salah satu hal yang penting dalam memberikan bimbingan adalah
memahami siswa secara keseluruhan.Dengan demikian siswa akan mendapatkan
bantuan yang tepat dan terarah. Untuk dapat memahami siswa dengan
sebaik-baiknya,maka pembimbing perlu sekalimengumpulkan berbagai keteranganatau
data tentang masing- masing siswa.jenis data ynag dikumpulkan hendaknya
meliputi beberapa aspekyang berhubungan dengan diri siswa.Salah satu
teknik pengumpulan data utuk memahami siswa adalah: Tes Psikologis. Tes
psikologis digunakan untuk mengumpulkan data yang bersifat potensi seperti:
intelegensi bakat minat, kepribadian, sikap dan sebagainya. Program khusus dari seluruh program
bimbingan pada umumnya juga meliputi program testing. Setiap siswa sebagai
indivividu mempunyai perbedaan-perbedaan, mempunyai ciri khas tersendiri, serta
mempunyai selera dan minat tersendiri. Mereka perlu dipahami secara
tepat.Ketepatan dalam memahami individu merupakan suatu modal yang sangat
berharga.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa tujuan diadakannya Test?
2.
Apa saja yang perlu dipertimbangkan
dalam memilih test?
3.
Apa saja prinsip-prinsip dalam
pemilihan test?
4.
Bagaimana cara mengkomunikasikan
hasil tes kepada klien?
C. Tujuan
1.
Agar mengetahui apa tujuan dari
pelaksanaan test.
2.
Agar mengetahui hal-hal apa saja
yang perlu diperhatikan dalam pemilihan test.
3.
Agar mengetahui
prinsip-prinsip yang ada dalam pemilihan test.
4.
Agar mengetahui bagaimana cara
mengkomunikasikan hasil tes kepada klien dengan cara ang tepat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Tujuan
Penggunaan Tes
1. Untuk
menyediakan informasi yang tidak ada sebelumnya atau untuk meninjau keterandalan informasi yang telah ada
dengan tes psikologi.
2. Untuk
penetapan siswa sesuai dengan kemampuan masing-masing pada program pendidikan
pada umumnya. Penempatan siswa sesuai dengan kemampuan dalam pendidikan disebut
sebagai dengan penjurusan siswa.
3. Untuk
pelaksanaan kegiatan sehari-hari. Dalam hal ini yang dimaksudkan adalah
penggunaan hasil tes psikologis untuk konseling.
B.
Pemilihan
Tes
Dalam pemilihan tes perhatian utama
dicurahkan pada prinsip-prinsip dasar pengetesan yang juga diterapkan pada
seluruh kegiatan konseling. Pada kegiatan konseling ada tiga hal penting yaitu
memahami klien, menerima diri klien dan pandangan-pandangannya,
mengkomunikasikan pemahaman dan penerimaan konselor kepada klien (Tuler: 1953)
Ada dua tujuan utama dalam
pengetesan pertama, unik memilih tes yang paling tepat diikit banyak gunakan
untuk tujuan-tujuan tertentu. Kedua, untuk memilih dan merencanakan yang
sedikit banyak dapat memberikan sumbangan untuk pertumbuhan dan perkembangan
klien. Dalam pemilihan tes dapat dilakukan dengan metode pemilihan tes yang
menyangkut tiga aspek, yaitu :
1.
Konselor
Konselor
merupakan faktor utama dalam menentukan keefektifan pendekatan pemilihan tes,
dengan ini menumbuhkan sikap atau keyakinan konselor untuk bisa memilih tes
yang tepat. Konselor akan merasa didorong dan berusaha untuk membuat keputusan
pemilihan tes.
2.
Situasi
Di
sekolah-sekolah atau lembaga-lembaga dimana konselor berperan tentang tindakan
kelembagaan. Biasanya konselor mengalami kesulitan menciptakan kerjasama dengan
klien. Pada situasi ini biasanya konselor mengadakan alih tangan untuk
melakukan untuk tes psikologi.
3.
Klien
Klien pada
umumnya menerima konselor sebagai orang yang mampu dan bijak dalam memberikan
bantuan. Mereka juga sering mengharapakn bantuan yang bersifat kognitif.
Kecenderungan seperti itu sering kali dihadapi oleh konselor.
C.
Prinsip-prinsip
Pemilihan Tes
1.
Penstrukturan
Prosedur tes
yang ditawarkan untuk dilakukan sebaiknya dikomunikasikan kepada klien. Akan
dilakukan dimana, kapan, apa saja yang harus disiapkan hendaknya
dikomunikasikan kepada klien dengan suasana yang menyenangkan dan
sungguh-sungguh dan hendaknya dimulai dengan suatu pernyataan umum tentang
peranaan tes dalam proses konseling.
2.
Klien tak
memilih tes tertentu
Bordin
memperingatkan bahwa klien todak dibebani tanggung jawab untuk menentukan tes
mana yang paling baik untuk mengungkapakn karakteristik psikis yang
dimilikinya. Hal ini merupakan hal harus dipersiapakan konselor. Klien biasanya
memerlukan informasi yang falid untuk mengambil satu atau lebih alternatif
tindakan.
3.
Keluwesan
Konselor
dituntut memiliki kemampuan untuk mengenali klien tidak hanya dari segi ucapan
atau susunan kalimat saja, tetapi juga bahasa tubuh klien. Jika klien tampak
enggan melaksanakan tes, sebaiknya tidak perlu lagi membahas penggunaaan tes
tersebut. Karena hal ini akan membuang waktu saja.
D.
Pengkomunikasian
Hasil Tes
1.
Pengkomunikasian
tes merupakan bagian proses konseling.
Pengkomunikasian
hasil tes merupakan proses yang rasional dan objektif bagi konselor tetapi
hasil tes tersebut belum tentu disukai klien. Bagi konselor skor hasil tes
merupakan suatu diskripsi saja tetapi klien bisa saja menganggapnya sebagai
motifasi. Konselor harus mampu menafsirkan perasaan yang ditampilkan klien
setelah melihat hasil tes dalam usaha mengajak klien memahami dan menerima
hasil tes tersebut.
2.
Pendekatan-pendekatan
dalam pengkomunukasian hasil tes.
Konselor
perlu memberi tahukan implikasi dan kesimpulan dari hasil pengetesan.
Diperlukan pendekatan dalam pengkomunikasian dalam tes.
a.
Konselor
melaporkan skor individu dalam beberapa bentuk (yaitu presentil, kesetaraan
tingkatan), memperlihatkan lembaran hasil tes dan selanjutnya mengajak klien
menafsirkan hasil yang diperolehnya.
b.
Konselor
melaporkan skor yang diperoleh, menguraikan beberapa implikasi, beberapa
prediksi dan juga membuat rekomendasi.
c.
Konselor
mengemukakan kesimpulan-kesimpulan, implikasi-implikasi, prediksi-prediksi
tetapi tidak mengemukakan referensi data tertentu yang mereka buat, tidak
memberikan penilaian terhadap skor tes dan juga tidak menunjukkan profil hasil
tes.
Contoh pengkomunikasian hasil tes
Seorang
konselor akan memberikan hasil tes kepada kliennya yang bernama Joni, tetapi
hasil tes tersebut tidak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh Joni, sehingga
joni merasa kecewa. Kemudian konselor tersebut memberikan motivasi kepada joni
dan berkata “saya yakin kamu bisa mendapatkan hasil yang lebih baik dari pada
ini”. Diharapkan dengan perkataan konselor seperti itu membuat Joni lebih
termotivasi.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tes bertujuan untuk menyediakan
informasi yang tidak ada sebelumnya, menempatkan siswa sesuai dengan kemampuan
masing-masing pada program pendidikan pada umumnya.
Dalam pemilihan tes hal yang perlu
diperhatikan yaitu memahami klien, menerima diri klien dan pandangan-pandanganya
serta mengkomunikasikan pemahaman dan penerimaan konselor kepada klien.
Dalam pemilihan tes terdapat tiga
aspek penting yaitu konselor, situasi dan klien. Pengomunikasian hasil tes
merupakan proses yang rasional dan objektif bagi konselor tetapi hasil test
tersebut belum tentu disukai oleh klien sehingga konselor harus mampu
menafsirkan perasaan yang ditampilkan klien setelah melihat hasil test
dalam usaha mengajak klien mamahami dan menerima hasil test tersebut.
B. SARAN
- Diharapkan kepada konselor agar terus
meningkatkan kemampuannya sehingga membantu memperlancar dalam
memberikan layanan .
- Setelah membaca makalah ini diharapkan konselor
mampu memahami hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan test,sehingga
dapat membantu memberikan informasi dalam proses konseling.
- Dengan membuat makalah seperti ini, akan memacu
kreativitas berpikir, memperluas cakrawala berpikir, dan meningkatkan
minat membaca .
No comments:
Post a Comment