Monday, May 29, 2017

MAKALAH ILMU DAN BAHASA

BAB I
PENDAHULUAN

A.                Latar Belakang Masalah
Ilmu dan bahasa merupakan dua hal yang tidak terpisahkan. Bahasa berperan penting dalam upaya pengembangan dan penyebarluasan ilmu. Setiap penelitian ilmiah tidak dapat dilaksanakan tanpa menggunakan bahasa, matematika (sarana berpikir deduktif) dans tatistika (sarana berpikir induktif) sebagai sarana berpikir. Upaya-upaya penyebar luasan ilmu juga tidak mungkin dilaksanakan tanpa bahasa sebagai media komunikasi. Setiap forum ilmiah pasti menggunakan bahasa sebagai sarana utama. Aktivitas-aktivitas yang diarahkan untuk memahami, mengeksplorasi, dan mendiskusikan konsep-konsep ilmu tidak dapat diselenggarakan tanpa melibatkan bahasa sebagai sarana.
Makalah ini membahas konsep-konsep dan paradigma tentang ilmu dan bahasa sebagai landasan untuk memahami peran penting bahasa dalam pengembangan ilmu, karakteristik bahasa yang mendukung pengembangan ilmu, dan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan bahasa sebagai pendukung pengembangan ilmu. Pembahasan diawali dengan memaparkan hakikat ilmu dan bahasa sebagai titik tolak dan dilanjutkan dengan pembahasan tentang peran bahasa dalam pengembangan ilmu, yang menyoroti hubungan bahasa dan pikiran dan bahasa sebagai media komunikasi. Setelah itu, pembahasan dilanjutkan dengan mengupas karakteristik bahasa yang mendukung pengembangan ilmu dan diakhiri dengan gambaran singkat tentang gebrakan Pusat Bahasa untuk mendorong bahasa Indonesia sebagai bahasa yang mendukung pengembangan ilmu.

B.                 Rumusan Masalah
Menjelaskan tentang ilmu dan bahasa sebagai landasan untuk memahami peran penting bahasa dalam pengembangan ilmu serta fungsi dan hubungan antara ilmu dan bahasa.





BAB II
PEMBAHASAN

A.           Pengertian Ilmu
Ilmu ( science) dan pengetahuan (knowledge) merupakan dua bidang yang berbeda. Pengetahuan (knowledge) merupakan kumpulan upaya dan pemahaman, pikiran, perasaan,dan pengalaman yang diperoleh manusia ketika berinteraksi dengan orang lain dan alamsekitarnya, yang kemudian diabstraksi dalam bentuk pernyataan, ungkapan artistik, teori, dalil, rumus atau hukum. Ilmu juga merupakan terminologi generik yang mencakup segenap bentuk yang kita tahu seperti filsafat, ekonomi, seni, beladiri, cara menyulam, dan biologi.
Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.
Ada beberapa perbedaan antara ilmu dan pengetahuan, menurut Sandjaja dan Heriyanto dengan mengatakan bahwa pengetahuan (ordinary knowledge) merupakan sesuatu yang diketahui langsung dari pengalaman, berdasarkan panca indera,dan olahan akal budi yang spontan. Pengetahuan mencakup segala sesuatu yang dilihat, didengar, dikecap, dicium, diraba, dan hadir dalam kesadaran kita. Pengetahuan seperti ini biasanya bersifat spontan, subjektif atau intuitif. Sedangkan ilmu (pengetahuan ilmiah) merupakan pengetahuan tentang suatu bidang tertentu yang telah disusun secara metodis, sitematis, dan koheren.
Dengan demikian, ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian. Berdasarkan beberapa definisi dan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa ilmu merupakan bagian pengetahuan yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan terhadap satu bidang permasalahan dengan menggunakan metode penelitian yang terpercaya untuk memperoleh kebenaran baru yang berhubungan dengan bidang tersebut yang kemudiandisusun secara sistematis dan koheren.
Berdasarkan definisi ini,dapat dikatakan bahwa ilmu memiliki empat ciri: diperoleh dari penelitian yang dilakukan dengan metode tertentudan langkah-langkah yang sistematis, mencakup satu bidang tertentu dari kenyataan, dan disusun secara koheren. Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus tentang apa penyebab sesuatu dan mengapa.  Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah tersebut antara lain :
1.        Objektif
Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
2.        Metodis
Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
3.        Sistematis
Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , dan mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.

4.        Universal
Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180ยบ. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.

B.            Pengertian Bahasa
Bahasa adalah sistem simbol vokal yang arbitrer yang memungkinkan semua orang dalam suatu kebudayaan tertentu, atau orang lain yang mempelajari sistem kebudayaan itu, berkomunikasi atau berinteraksi (Finocchiaro, 1964)
Bahasa adalah media (sarana) yang digunakan untuk berbicara, menulis, dan berpikir. Bahasa merupakan alat yang paling penting dalam hidup manusia. Bahasa membuat manusia mampu mendominasi mahluk lain dimuka bumi, baik yang berada didarat, laut, maupun udara. Berbagai definisi tentang bahasa pada umumnya menyoroti dua aspek terpenting, yaitu fungsional dan formal.

1.    Aspek fungsional
Merujuk pada fungsi bahasa yang begitu pentingd alam kehidupan masyarakat manusia, yaitu sebagai media yang dimiliki bersama dandigunakan untuk mengkomunikasikan pendapat, gagasan dan perasaan.
2.    Aspek formal
Merujuk pada sistem atau kaidah-kaidah (tata bahasa) yang digunakan untuk membentuk  bunyi menjadi kata dan memadu kata-kata menjadi kalimat yang bermakna.
Bahasa yang merupakan ciri khas manusia itu memang merupakan hal yang kompleks dan merupakan objek studi bagi kegiatan ilmu yang bermacam-macam. Hakikat bahasa itu juga dapat bermacam-macam sesuai dengan pandangan ilmuan yang memperlajarinya. Bagi ahli filsafat, bahasa mungkin merupakan alat untuk  berpikir, bagi ahli logika mungkin suatu kalkulus, bagi ahli ilmu jiwa mungkin jendela yang kabur untuk dapat ditembus guna melihat proses berpikir, dan ahli bahasa suatu sistem lambang yang arbitrer (Macky dalam Dardjowidjojo, 1985: 11)
C.            Fungsi Bahasa
Bahasa mempunyai dua fungsi yang pertama sebagai sarana komunikasi dan kedua sebagai sarana budaya yang mempersatukan kelompok manusia yang mempergunakan bahasa tersebut. Fungsi pertama dapat disebut sebagai fungsi komunikatif dan fungsi kedua sebagai fungsi kohesif atau integratif. Pada tanggal 28 Oktober 1928 bangsa Indonesia memilih bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dengan alasan utama yaitu fungsi kohesif bahasa Indonesia sebagai sarana yang mengintegrasikaan berbagai suku kedalam satu bangsa yakni Indonesia.
D.           Hubungan Ilmu dengan Bahasa
Ilmu bisa berarti proses memperoleh pengetahuan, atau pengetahuan terorganisasi yang diperoleh lewat proses tersebut. Proses keilmuan adalah cara memperoleh pengetahuan secara sistematis tentang suatu sistem. Perolehan sistematis ini umumnya berupa metode ilmiah, dan sistem tersebut umumnya adalah alam semesta. Dalam pengertian ini, ilmu sering disebut sebagai sains.
Sedangkan Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga membentuk kata dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat yang memiliki arti. Bahasa adalah medium tanpa batas yang membawa segala sesuatu mampu termuat dalam lapangan pemahaman manusia. Dan bahasa adalah media manusia berpikir secara abstrak yang memungkinkan objek-objek ditransformasikan menjadi simbol-simbol abstrak. Dengan adanya transformasi ini maka manusia dapat berpikir mengenai tentang sebuah objek, meskipun objek itu tidak terinderakan saat proses berpikir itu dilakukan olehnya.
Ilmu dan bahasa berhubungan  antara kebutuhan-kebutuhan kita untuk berekspresi dan berkomunikasi dan benda-benda yang ditawarkan kepada kita melalui bahasa yang kita pelajari. Manusia hanya akan dapat berkata dan memahami satu dengan lainnya dalam kata-kata yang terbahasakan. Orientasi inilah yang selanjutnya mempengaruhi bagaimana manusia berpikir dan berkata.
Contoh dalam perilaku manusia yang tampak dalam hubungan ilmu dan bahasa adalah perilaku manusia ketika  berbicara dan menulis atau ketika dia memproduksi  bahasa, sedangkan prilaku yang tidak tampak adalah perilaku manusia ketika memahami yang  disimak atau dibaca sehingga menjadi sesuatu yang dimilikinya atau memproses sesuatu yang akan diucapkan atau ditulisnya.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan ruang lingkup ilmu denagan bahasa yaitu mulai pemakaian bahasa, pemproduksian bahasa, pemrosesan bahasa, hubungan antara bahasa dan perilaku manusia, dan hubungan antara bahasa dengan ilmu.



BAB III
PENUTUP

A.           Simpulan
Dari keterangan-keterangan di atas dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain :
Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia sedangkan Bahasa adalah media (sarana) yang digunakan untuk berbicara, menulis, dan berpikir adapun hubungan ilmu dan bahasa hubungan antara kebutuhan-kebutuhan kita untuk berekspresi dan berkomunikasi dan benda-benda yang ditawarkan kepada kita melalui bahasa yang kita pelajari.

B.            Saran
Dari makalah kami yang singkat ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua umumnya kami pribadi. Yang baik datangnya dari Allah, dan yang buruk datangnya dari kami. Dan kami sedar bahwa makalah kami ini jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan dari berbagai sisi, jadi kami harafkan saran dan kritik nya yang bersifat membangun, untuk perbaikan makalah-makalah selanjutnya.




DAFTAR PUSTAKA

Jonathan, Sarwono. 2006. Metode Penelitian Quntitatif dan Kualitatif . Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.

Jujun  Suriasumantri. 1990. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta :  Pustaka Sinar Harapan, 1990.

Nur Ahmad Fadhil Lubis, MA. 2001. Pengantar Filsafat Umum, Medan : Penerbit IAIN Press.

Huda, Nuril. 1999. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Asing. Bogor : Cisarua.

Jalaludin Rahmat. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung : Rosda Karya.

http://rudisiswoyo89.blogspot.co.id/2013/11/hubungan-bahasa-dengan-ilmu.html

1 comment: