KATA PENGANTAR
Tiada
kata yang pantas diaucapkan kecuali puji syukur kehadirat Allah SWT yang mana
iya telah limpahkan rahmat hidayah-nya sehinggah tugas makalah ini dapat diselesaikan
dengan tepat waktu. Makalah ini
disusun sebagai salah satu tugas pada mata kuliah “Pemahaman Individu II” yang berjudul cerdas istimewa dan bakat istimewa.
Dalam
makalah ini tentunya masih ada kekurangan-kekurangan yang tanpa di senggaja
atau di sadari kekuranganya maka dalam hal ini di harapkan saran dan kritik
yang sifatnya membantu atau membanggun motifasi dalam membuat makalah yang
berikutnya.
BAB l
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Anak
adalah titipan tuhan yang harus kita jaga dan kita didik agar ia menjadi
manusia yang berguna dan tidak menyusahkan siapa saja. Secara umum anak
mempunyai hak dan kesempatan untuk berkembang sesuai potensinya terutama dalam
bidang pendidikan. Namun seringkali kita melihat perkembangan prestasi anak
yang ternyata tergolong memiliki bakat istimewa.
Setiap
individu hendaknya mendapat kesempatan dan pelayanan untuk berkembang secara
optimal sesuai dengan kemampuan, kecerdasan, bakat, minatnya, latar belakang
dan lingkungan fisik serta sosial masing-masing siswa maka kemajuan belajar
siswa yang setingkat (sekelas) mungkin tidak sama.
Setiap
anak dipercaya memiliki bakat sendiri-sendiri. Namun bakat anak ini tidak bisa
langsung terlihat begitu saja. Karenanya orang tua harus mengenali dan memahami
bakat yang dimiliki anaknya. Dengan memahami bakat anak, akan lebih mudah dan
terarah dalam mengembangkannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah cerdas istimewa itu ?
2. Barapakah jenis-jenis cerdas istimewa ?
3. Apakah bakat istimewa itu ?
4. Hal-hal apa Yang Mempengaruhi Bakat ?
5. Bagai mana cara Mengembangkan Bakat ?
C. Tujuan Masalah
Untuk memahami CI+BI, sekaligus belajar
tentang hal-hal yang mempengaruhi bakat serta bagai mana cara dalam
mengembangkan bakat tersebut , dan sebagai salah satu tugas mata kuliah
Pemahaman Individu II.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Cerdas Istimewa
Menurut
Renzuli, anak cerdas istimewa adalah anak yang memiliki tiga komponen diatas
rata-rata teman sebaya, yaitu Intellegence Quotient lebih dan sama dengan
130,Task Comitment dan Creativity Quotient diatas rata - rata (3). Dengan alat
ukur ini maka siswa berhak mendapatkan pelayanan pendidikan khusus yang
bersifat individual untuk lebih memaksimalkan kemampuan mereka. Masalahnya
muncul karena masih banyak guru yang belum mengenal karakteristik anak cerdas
istimewa dan bentuk pelayanan yang tepat untuk memaksimalkan potensi terpendam
mereka. (amanat Undang-undang No.2
Th 1989 tentang Sisdiknas pasal 24 ayat 6 dan Undang-undang Sisdiknas No.20 Th
2003 pasal 5 ayat 4).
Dalam
bidang ilmu anak cerdas istimewa juga diketahui bahwa dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
kecerdasan istimewa seorang anak lebih dipengaruhi oleh faktor genetik. Hal ini
diketahui dari berbagai penelitian pada anak kembar identik yang menunjukkan
bahwa kans cerdas istimewa secara bermakna akan jauh lebih besar pada anak-anak
yang kembar identik daripada yang non-identik.
Dari
hasil-hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa berkecerdasan istimewa akan
murni dipengaruhi oleh nature biologisnya. Walau begitu, gen pembawa sifat yang
mana yang merupakan penentu bahwa seorang anak adalah pembawa sifat cerdas
istimewa, hingga saat ini masih belum dapat ditentukan. Hal ini disebabkan
karena kecerdasan istimewa tidak ditentukan oleh satu faktor tetapi oleh banyak
faktor. Karena itu, bentuk berkecerdasan istimewa juga mempunyai keragaman yang
cukup banyak.
Adapun dalam mengidentifikasi peserta didik cerdas istimewa
menggunakan pendekatan multidimensional, kriteria yang digunakan lebih dari
satu (bukan sekedar intelligensi).
2.
Jenis-jenis Kecerdasan
Beberapa
jenis kemampuan lainnya seperti yang disebut oleh Gardner dengan teorinya yang
dikenal Multiple Intelligences (1983) yaitu, kecerdasan linguistic, kecerdasan logis-matematis, kecerdasan spasial, kecerdasan musikal, kecerdasan kinestetik-jasmani, kecerdasan antar pribadi dan kecerdasan intrapribadi.
a.
Kecerdasan
linguistic
b.
Kecerdasan Logis-matematis
·
Kecerdasan dalam hal angka dan logika
·
Kemampuan dalam penalaran, mengurutkan,
berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan hipotesis, mencari keteraturan
konseptual atau pola numerik, pandangan hidupnya umumnya bersifat rasional.
·
Ini merupakan kecerdasan para ilmuwan,
akuntan, dan pemprogram komputer.(Newton, Einstein, dsb.)
c.
Kecerdasan Spasial
·
Kecerdasan berpikir dalam gambar,
mencerap, mengubah, dan menciptakan kembali berbagai aspek dunia
visual-spasial.
·
Mempunyai kepekaan yang tajam terhadap
detail visual dan dapat menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup, melukis atau
membuat sketsa ide secara jelas, serta dengan mudah menyesuaikan orientasi
dalam ruang tiga dimensi.
·
Ini merupakan kecerdasan para arsitek,
fotografer, artis, pilot, dan insinyur mesin. (Thomas Edison, Pablo Picasso, Ansel Adams, dsb).
d.
Kecerdasan Musikal
·
Kecerdasan dan kemampuan untuk mencerap,
menghargai, dan menciptakan irama dan melodi.
·
Memiliki kepekaan terhadap nada, dapat
menyanyikan lagu dengan tepat, dapat mengikuti irama musik, dapat mendengarkan
(menikmati) berbagai karya musik dengan tingkat ketajaman tertentu.
·
Ini merupakan kecerdasan para komponis,
pemain musik, penyanyi, pemimpin orkestra atau berbagai group musik. (Bach,
Beethoven, dsb.).
e.
Kecerdasan Kinestetik-jasmani
·
Merupakan kecerdasan fisik: bakat dalam
mengendalikan gerak tubuh, dan keterampilan dalam menangani benda; cekatan;
indra perabanya sangat peka; tidak bisa tinggal diam, dan berminat atas segala
sesuatu.
·
Memiliki keterampilan dalam menjahit,
bertukang, merakit model. Dapat menikmati kegiatan fisik seperti: berjalan
kaki, menari, berlari, berkemah, berenang, atau kegiatan fisik lainnya.
·
Ini adalah keterampilan para atlet,
pengrajin, montir, ahli bedah, dsb.
f.
Kecerdasan Antar pribadi
·
Kemampuan untuk memahami dan bekerjasama
dengan orang lain.
·
Kemampuan untuk mencerap dan tanggap
terhadap suasana hati, perangai, niat dan hasrat orang lain.
·
Mempunyai rasa belaskasihan dan
tanggungjawab sosial yang tinggi; dapat melihat dunia dari sudut pandang orang
lain.
·
Ini adalah kecerdasan seorang
pemimpin kegiatan sosial, pemimpin
perusahaan, seorang networker, perunding dan guru yang ulung. (Mahatma
Gandhi = berbelaskasih; Machiavelli = manipulatif dan licik).
g.
Kecerdasan Intrapribadi
·
Kecerdasan dalam diri sendiri
·
Kemampuan mengakses perasaannya sendiri,
membedakan berbagai keadaan emosi, menggunakan pemahamannya sendiri untuk
memperkaya dan membimbing hidupnya.
·
Mereka sangat mawas diri dan suka
bermeditasi, berkontemplasi, atau bentuk lain penelusuran jiwa yang mendalam.
Mereka sangat mandiri, fokus pada tujuan, sangat disiplin. Mereka gemar belajar
sendiri, lebih suka bekerja sendiri dari pada bekerjasama dengan orang lain.
·
Ini adalah kecerdasan para konselor,
ahli teologi, wirausahawan, dsb.
3.
Pengertian Bakat Istimewa
Kesadaran
akan pentingnya mengembangkan sisi kekuatan anak-anak ini tampaknya sangat
disadari oleh orang tua dan pendidik yang membimbing siswa-siswa berkebutuhan
khusus dalam mengolah pengetahuan dan ketrampilan mereka dalam bidang seni dan
bidang olahraga.
Bakat
adalah tingkat kemampuan yang tinggi yang berhasil dicapai seseorang dalam
keterampilan tertentu, demikian menurut Tedjasaputra, MS (2003). Menampilkan
bakat dibutuhkan motivasi kuat yang disebut minat, yakni kebebasan seseorang
memilih segala sesuatu yang disukai, disenangi dan ingin dilakukan. Gardner
(1993) mengganti istilah bakat dengan “kecerdasan” saat mengusung teori
kecerdasan jamak atau multiple
intelligence yang cukup banyak dipakai.
Beberapa
pakar psikologi memberikan pengertian tentang anak berbakat:
·
Tannenbaum memandang keberbakatan dari empat
klasifikasi yaitu kelangkaan, keunggulan (mengacu pada sensibilitas serta
sensitivitas yang lebih tinggi), kuota (keterbatasan jumlah individu yang
memiliki keterampilan) dan anomaly
·
Renzulli berpendapat bahwa seseorang bisa
dikatakan berbakat jika ia menunjukkan kemampuan diatas rata-rata, melakukan
hal-hal yang kreatif dan memiliki tekad dalam melaksanakan tugasnya.
·
Damon berpendapat bahwa bakat sangat dibutuhkan
untuk berprestasi tinggi. Namun untuk berprestasi tinggi, bakat harus
dikembangkan dengan kerja keras, keuletan serta latihan.
Banyak
referensi menyebutkan bahwa di dunia ini sekitar 10 – 15% anak berbakat dalam
pengertian memiliki kecerdasan atau kelebihan yang luar biasa jika dibandingkan
dengan anak-anak seusianya. Kelebihan-kelebihan mereka bisa nampak dalam salah
satu atau lebih tanda-tanda berikut:
·
Kemampuan inteligensi umum yang sangat tinggi,
biasanya ditunjukkan dengan perolehan tes inteligensi yang sangat tinggi, misal
IQ diatas 120.
·
Bakat istimewa dalam bidang tertentu, misalnya
bidan gbahasa, matematika, seni, dan lain-lain. Hal ini biasanya ditunjukkan
dengan prestasi istimewa dalam bidang-bidang tersebut.
·
Kreativitas yang tinggi dalam berpikir, yaitu
kemampuan untuk menemukan ide-ide baru.
·
Kemampuan memimpin yan gmenonjol, yaitu
kemampuan untuk mengarahkan dan mempengaruhi orang lain untuk bertindak sesuai
dengan harapan kelompok.
·
Prestasi-prestasi istimewa dalam bidang seni
atau bidang lain, misalnya seni musik, drama, tari, lukis, dan lain-lain.
4.
Hal-hal
Yang Mempengaruhi Bakat
·
Pengaruh unsur genetik, khususnya yang
berkaitan dengan fungsi otak bila dominan otak sebelah kiri , bakatnya sangat
berhubungan dengan masalah verbal, intelektual, teratur, dan logis dan bila
dominan dengan otak kanan berhubungan dengan masalah spasial, non verbal,
estetik, artistik serta atletis
·
Latihan: Bakat adalah sesuatu yang sudah
dimiliki secara alamiah, yang mutlak memerlukan latihan untuk membangkitkan dan
mengembangkannya.
·
Struktur tubuh mempengaruhi bakat
seseorang. Seorang yang bertubuh atletis akan memudahkannya menggeluti bidang
olah raga atletik.
5.
Cara
Mengembangkan Bakat
Anak
yang memiliki bakat istimewa sering kali memiliki tahap perkembangan yang tidak
serentak. Ia dapat hidup dalam berbagai usia perkembangan, misalnya: anak
berusia tiga tahun, kalau sedang bermain seperti anak seusianya, tetapi kalau
membaca seperti anak berusia 10 tahun, kalau mengerjakan matematika seperti
anak usia 12 tahun, dan kalau berbicara seperti anak berusia lima tahun. Yang
perlu dipahami adalah bahwa anak berbakat umumnya tidak hanya belajar lebih
cepat, tetapi juga sering menggunakan cara yang berbeda dari teman-teman
seusianya. Hal ini tidak jarang membuat guru di sekolah mengalamai kesulitan,
bahkan sering merasa terganggu dengan anak-anak seperti itu. Di samping itu
anak berbakat istimewa biasanya memiliki kemampuan menerima informasi dalam
jumlah yang besar sekaligus. Jika ia hanya mendapat sedikit informasi maka ia
akan cepat menjadi “kehausan” akan informasi.
Adapun beberapa cara dalam mengembangkan
bakat seperti :
·
Perlu keberanian : berani memulai,
berani gagal, berani berkorban (perasaan, waktu, tenaga, pikiran, dsb), berani
bertarung. Keberanian akan membuat kita melihat jalan keluar berhadapan dengan
berbagai kendala
·
Perlu didukung latihan : bakat perlu
selalu diasah, latihan adalah kunci keberhasilan
·
Perlu didukung lingkungan : lingkungan
disini termasuk manusia, fasilitas, biaya, dan kondisi sosial yang turut
berperan dalam usaha pengembangan bakat
·
Perlu memahami hambatan dan mengatasinya
: maksudnya disini perlu mengidentifikasi dengan baik kendala-kendala yang ada,
kemudian dicari jalan keluar untuk mengatasinya
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
penjelasan di atas cerdas istimewa bisa di artikan sebagai anak yang
memiliki tiga komponen diatas rata-rata teman sebaya, yaitu Intellegence
Quotient lebih dan sama dengan 130,Task Comitment dan Creativity Quotient
diatas rata - rata (3) sedangkan
bakat istimewa ialah tingkat kemampuan yang tinggi yang berhasil dicapai
seseorang dalam keterampilan tertentu, demikian menurut Tedjasaputra, MS
(2003).
Adapun
jenis-jenis Kecerdasan tersebut seperti kecerdasan linguistic, kecerdasan
logis-matematis, kecerdasan
spasial, kecerdasan musikal, kecerdasan kinestetik-jasmani, kecerdasan antar pribadi, kecerdasan intrapribadi. Dan hal-hal yang mempengaruhi
bakat ialah pengaruh unsur genitik,
latihan, dan stuktur tubuh. Oleh karna itu ada empat cara dalam mengembangkan
bakat tersebut seperti perlunya keberanian, perlu di dukung latihan, perlu
dukungan latihan, perlu memahami hambatan dan mengatasinya.
B. Saran
Penulis mengetahui dalam
makalah ini tentunya masih ada kekurangan-kekurangan yang tanpa di senggaja
atau di sadari kekuranganya maka dalam hal ini di harapkan saran dan kritik
yang sifatnya membantu atau membanggun motifasi dalam membuat makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment