Wednesday, May 31, 2017

Makalah lengkap BK dalam dunia Kerja




KATA PENGANTAR

Tiada kata yang pantas diaucapkan kecuali puji syukur kehadirat Allah SWT yang mana iya telah limpahkan rahmat hidayah-nya sehinggah tugas makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas pada mata kuliah “Konseling Lintas Budaya” yang berjudul Konseling Dalam Dunia Kerja.

Dalam makalah ini tentunya masih ada kekurangan-kekurangan yang tanpa di senggaja atau di sadari kekuranganya maka dalam hal ini di harapkan saran dan kritik yang sifatnya membantu atau membanggun motifasi dalam membuat makalah yang berikutnya.


BAB l
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari manusia saling membutuhkan satu dengan lainya karna manusia tidak bisa hidup sendiri. Dalam kehidupan baru ini munusia bertahan hidup dengan menempatkan dirinya dalam suatu pekerjaan, oleh karna itu di dalam suatu pekerjaan sangat di butuhkan sautu jasa yang bisa membantu suatu masalah yang timbul.
Sedangkan yang dimaksud dengan industri adalah suatu organisasi yang didirikan untuk memproduksi barang dan jasa. Jika ketiga kata tersebut yaitu bimbingan, konseling dan industri digabungkan maka, dapat diartikan sebagai ilmu terapan atau dasar yang menalaah dan menangani masalah perilaku manusia yang timbul dalam proses produksi, distribusi dan konsumsi barang dan jasa.
Adanya bimbingan dan konseling di dunia industri disebabkan karena, dari penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli diketahui bahwa kondisi sosial dan psikologis dari lingkungan kerja secara potensial memiliki arti yang lebih penting dari pada kondisi kerja fisik.

B.       Rumusan Masalah
1.      Bagaimana ruang lingkup kerja konselor  di dunia usaha dan industri ?
2.      Apa manfaat adanya bimbingan dan konseling di dunia industry ?
3.      Bagaimana fungsi ruang lingkup dan kerja konselor industry ?
4.      Apa fungsi bimbingan dan konseling industry ?

C.       Tujuan
Untuk mengetahui pengertian, isi dan fungsi dari:
1.      Ruang lingkup kerja konselor  di dunia usaha dan industri
2.      Manfaat adanya bimbingan dan konseling di dunia industry
3.      Ruang lingkup dan kerja konselor industry
4.      Fungsi bimbingan dan konseling industry
Dan sebagai salah satu tugas mata kuliah Konseling Lintas Budaya


BAB II
PEMBAHASAN

A.      Ruang Lingkup Kerja Konselor Di Dunia Usaha Dan Industri
Menurut Prayitno (1997) ruang lingkup kerja konselor  di dunia usaha dan industri meliputi lima bidang pelayanan, yaitu:

1.      Penempatan Kerja
Pelayanan penempatan memberikan bantuan bagi para pencari kerja dengan menyediakan berbagai informasi tentang pekerjaan, analisis pekerjaan, serta aspek kognitif, afektif dan psikomotorik penempatan kerja lainnya. Dari pihak lembaga kerja, peranan konselor adalah membantu perusahaan memperolah tenaga kerja yang cocok dengan keperluan dengan keperluan perusahaan sesuai dengan jenis, strata, dan struktur pekerjaan yang ada di perusahaan itu. Dipandang dari pihak pencari kerja dan pengusaha, konselor berusaha membangun suasana the right man on the right place, menempatkan pekerja secara tepat sesuai dengan kondisi pribadinya, bakat, minat, serta bidang keahliannya. Layanan penempatan seperti ini juga berlaku bagi para pekerja yang menempati posisi baru dalam struktur atau penjajagan yang ada.
2.   Penyesuaian Kerja
Kepada para pekerja pemula konselor memberikan layanan orientasi. Para pemula itu perlu mendapat persepsi yang tepat, wawasan yang memadai dan cara-cara yang akurat tentang bidang kerja yang baru dijabat itu. Tema utama bidang pelayanan ini adalah Penyesuaian diri secara tepat dan cepat  terhadap tuntutan kinerja di tempat yang baru. Penyesuaian yang seperti ini akan memberikan jaminan awal tentang keberhasilan kerja para pemula itu.
3.   Kepuasan Kerja
Keadaan yang diharapkan adalah para pekerja merasa senang bekerja, merasa kerasan dan puas dengan kondisi yang ada. Kondisi ini akan mengantarkan para pekerja itu bertugas lebih lanjut dengan semangat yang cukup tinggi bahkan semakin tinggi. Keadaan ketidak puasan yang menimpa para pekerja dan pemula, perlu diberikan bantuan layanan konseling untuk mengembalikan semangat kerja dan sikap positif terhadap pekerjaan mereka itu.


4.   Kepindahan Kerja
Kepindahan para pekerja tidak hanya di latar belakangi oleh faktor ketidak puasan dengan pekerjaan yang lama, ada kemungkinan mereka ingin pindah karena ingin memperolah pengalaman baru atau alasan-alasan lainnya. Apapun alasannya, proses pemindahan kerja itu sering kali memerlukan bantuan konseling baik untuk penempatan maupun penyesuaian.
5.      Pengentasan Masalah Lainnya
Masalah-masalah pribadi berkenaan denga keluarga, kesehatan, sikap, dan kebiasaan sehari-hari, hoby dan waktu senggang, hubungan sosial kemasyarakatan, dan lain sebagainya merupakan obyek penggarapan konseling. Apabila masalah-masalah ini dibiarkan membesar, sedikt banyaknya akan mempengaruhi hubungan kerja dan kinerja pekerja yang bersangkutan dengan perusahaannya. Sebaliknya apabila masalah-masalah pribadi tersebut dapat ditangani dengan baik, dampak positifnya terhadap hubungan kerja dan kinerja pekerja yang dimaksud akan dapat dipertahankan atau bahkan ditingkatkan.
                                                                                                                         
B.       Manfaat Adanya Bimbingan dan Konseling di Dunia Industri
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam membuat pilihan-pilihan dan penyesuaian-penyesuaian yang sederhana yang didasarkan pada prinsip demokkrasi yang merupakan tugas dan hak setiap individu untuk memilih jalan hidupnya sendiri sejauh tidak mencampuri hak orang lain. Bimbingan dapat juga diartikan sebagai proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja maupun dewasa agar orang yang dibimbing tersebut dapat mengembangkan kemampuan dirinya dengan memanfaatkan kemampuan individu dan sarana ynag ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien. Sedangkan yang dimaksud dengan industri adalah suatu organisasi yang didirikan untuk memproduksi barang dan jasa. Jika ketiga kata tersebut yaitu bimbingan, konseling dan industri digabungkan maka, dapat diartikan sebagai ilmu terapan atau dasar yang menalaah dan menangani masalah perilaku manusia yang timbul dalam proses produksi, distribusi dan konsumsi barang dan jasa.
Adanya bimbingan dan konseling di dunia industri disebabkan karena, dari penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli diketahui bahwa kondisi sosial dan psikologis dari lingkungan kerja secara potensial memiliki arti yang lebih penting dari pada kondisi kerja fisik.
Kondisi sosial dan psikologis yang mempengaruhi tersebut antara lain:
1.      Kelompok-kelompok informal antara pekerja
2.      Sikap tenaga kerja terhadap pekerjaannya
3.      Komunikasi antar tenaga kerja
Dari beberapa kondisi di atas, manfaat adanya bimbingan dan konseling industri sangat diperlukan, seperti:
Dapat meningkatkan efisiensi, motivasi dan kepuasan para pekerja. Selain itu, dapat juga bermanfaat untuk meneliti dan menganalisis perilaku manusia sebagai konsumen.

C.      Ruang Lingkup dan Kerja Konselor Industri
Pekerjaan merupakan pernyataan diri manusia sebagai subjek yang harus berkembang dan menemukan diri. Kerja merupakan wadah aktualisasi diri dari orang dewasa, yang mempunyai dunia dengan dua warna dominan, yakni cinta dan pekerjaan (to love and to work, Lieben und Arbeiten). Dalam pada itu masalah merupakan hal yang akrab dalam proses perkembangan diri, termasuk pula dalam lingkup kerja.
Kondisi kerja masyarakat modern yang dirasakan makin memberikan stress menimbulkan kebutuhan akan pelayanan kesehatan mental untuk menanganinya. Diperlukan perhatian terhadap kesejahteraan fisik dan mental karyawan, yang pada akhirnya akan mengarah pada produktivitas yang lebih tinggi dan perolehan profit yang lebih besar bagi perusahaan, sekaligus sebagai wujud tanggung jawab perusahaan secara hukum dan etika. Bagi karyawan sendiri tercapainya kesejahteraan fisik dan mental merupakan salah satu hal yang diinginkan dalam hidupnya. Maka jasa konseling merupakan salah satu penawaran sebagai tindakan pencegahan atau antisipasi resiko dari stress kerja.
Pada awalnya konseling perusahaan lebih banyak menangani masalah hubungan antar manusia dalam lingkup perusahaan (1913). Kemudian pada tahun 1940 jasa konseling lebih dimaksudkan sebagai salah satu usaha pendidikan kesehatan di tempat kerja yang bertujuan untuk membantu karyawan dalam menangani kesejahteraan fisik dan mental, seperti alkohol, merokok, manajemen stress, menjaga kesehatan jantung, dll. Penanganan terhadap masalah kecanduan alkohol dilakukan secara interdisipliner, yakni oleh ex-alcoholics, psikiater, social workers, occupational & industrial psychologist, dan staf personalia. Mulai tahun 1960 counsellors & counselling psychologist merupakan tim kesehatan mental, di mana konseling individu menjadi bagian dari pelayanan Employee Assistance Programme (EAP), yang terkait dengan kinerja karyawan, terapan manajemen dan kepemimpinan, pelatihan supervisor, dan dukungan terhadap seluruh level karyawan, termasuk pelatihan yang membantu individu dan organisasi dalam menghadapi perubahan.
Konseling dalam hal ini bersifat preventif, dengan fungsi antara lain:
1.      Mendukung karyawan dalam menghadapi perubahan organisasi
2.      Sebagai cara untuk meningkatkan kesehatan mental
Egan (1994) menghitung biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk menangani masalah psikologis dan sosial serta problem karyawan yang "mahal" nilainya, seperti hubungan kerja sama dalam kelompok, alkoholik, perceraian, kematian yang mempengaruhi terjadinya kesalahan kerja. Bila tidak ditangani, maka dapat dihitung besarnya kerugian yang diderita.
3.      Meningkatkan nilai Sumber Daya Insani sebagai asset organisasi
Dengan semakin tingginya kesadaran bahwa manusia adalah asset organisasi, maka jasa konseling diadakan untuk mengatur kekuatan-kekuatan organisasi secara konstruktif.
4.      Konseling/psikoterapi tidak hanya bertindak secara kuratif
Yakni penanganan kasus yang sudah terlanjur terjadi, melainkan juga menangani secara preventif dalam bentuk pemberian latihan dan pendidikan untuk mencegah sakit mental, sehingga biaya jangka panjang akan lebih murah.
5.      Sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility)
Program ini menguntungkan organisasi dan masyarakat. Perlu dilakukan pendekatan secara menyeluruh pada karyawan, yakni secara fisik, mental, emosional, dan spiritual (satu-satu saja tidak cukup). Individu perlu memperoleh bantuan profesional dalam menjalani tahap-tahap perkembangan hidupnya, guna menghadapi masala transisi dan krisis.
6.      Sebagai sumber perubahan organisasi
Konseling membantu membawa nilai, energi perubahan, vitalitas penerimaan, realisasi penerimaan, dan perkembangan diri menuju situasi kerja yang dinamis. Konseling mempengaruhi budaya organisasi, sehingga menjadi kuat dan adaptif.
Cooper (1995) membagi alasan pemilik perusahaan mengadakan konseling di organisasi menjadi 3 kategori, yakni:
1.      Sebagai fasilitas pelayanan kesejahteraan
2.      Sebagai sarana untuk menolong klien menghadapi perubahan situasi kerja
3.      Sebagai alat untuk mengatasi stress

Dapat dimengerti mengapa diperlukan konseling perusahaan, mengingat bahwa ¼ dari waktu hidup manusia dihabiskan di tempat kerja, identitas pribadi seringkali dihubungkan dengan kerja, dan adanya keterkaitan antara kehidupan pribadi dan profesional. Satu hal yang pasti, diberikan kebebasan dan keluwesan untuk menyesuaikan konseling perusahaan dengan tuntutan dan kebutuhan masing-masing organisasi.

D.      Fungsi Bimbingan dan Konseling Industri
Ada beberapa fungsi dari bimbingan dan konseling industri, di antaranya yaitu:
1.      Mempelajari perilaku manusia di dalam lingkungan kerja khususnya dalam pelaksanaan tugas pekerjaannya
2.      Mempelajari interaksi (hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi) dengan pekerjaan, lingkungan fisik dan dengan lingkungan sosialnya di tempat kerja.
3.      Mempelajari produk dan jasa mana yang bermanfaat bagi konsumen serta bagaimana menyadarkan konsumen akan kemanfaatan produk dan jasa tersebut
4.      Mempelajari perilaku konsumen dalam kaitan kebiasaan membeli dan dalam proses pengambilan keputusan.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien). Sedangkan yang dimaksud dengan industri adalah suatu organisasi yang didirikan untuk memproduksi barang dan jasa. Jika ketiga kata tersebut yaitu bimbingan, konseling dan industri digabungkan maka, dapat diartikan sebagai ilmu terapan atau dasar yang menalaah dan menangani masalah perilaku manusia yang timbul dalam proses produksi, distribusi dan konsumsi barang dan jasa.
Adanya bimbingan dan konseling di dunia industri disebabkan karena, dari penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli diketahui bahwa kondisi sosial dan psikologis dari lingkungan kerja secara potensial memiliki arti yang lebih penting dari pada kondisi kerja fisik.
Kondisi sosial dan psikologis yang mempengaruhi seperti: Kelompok-kelompok informal antara pekerja, Sikap tenaga kerja terhadap pekerjaannya, Komunikasi antar tenaga kerja
Dari beberapa kondisi di atas, manfaat adanya bimbingan dan konseling industri sangat diperlukan, seperti:
Dapat meningkatkan efisiensi, motivasi dan kepuasan para pekerja. Selain itu, dapat juga bermanfaat untuk meneliti dan menganalisis perilaku manusia sebagai konsumen.

B.     Saran
Penulis mengetahui dalam makalah ini tentunya masih ada kekurangan-kekurangan yang tanpa di senggaja atau di sadari kekuranganya maka dalam hal ini di harapkan saran dan kritik yang sifatnya membantu atau membanggun motifasi dalam membuat makalah berikutnya.



DAFTAR PUSTAKA

makalah Lengkap kode etik Guru BK

KATA PENGANTAR

            Tiada kata yang pantas diaucapkan kecuali puji syukur kehadirat Allah SWT yang mana iya telah limpahkan rahmat hidayah-nya sehinggah tugas makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas pada mata kuliah “Profesionalisasi Bimbingan dan Konseling” yang berjudul Kode Etik Guru BK.

            Dalam makalah ini tentunya masih ada kekurangan-kekurangan yang tanpa di senggaja atau di sadari kekuranganya maka dalam hal ini di harapkan saran dan kritik yang sifatnya membantu atau membanggun motifasi dalam membuat makalah yang berikutnya.



BAB l
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang
         Akhir-akhir ini pendidikan menjadi masalah yang ramai dibicarakan. Berbicara mengenai pendidikan berarti berbicara tentang profesiguru. Pada saat ini profesi guru merupakan salah satu profesi yang banyak diminati oleh kebanyakan siswa dan siswi, hal tersebut karena guru merupakan profesi yang dapat menentukan masa depan bangsa ini, guru yang baik dan berkualitas dapat menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang berkualitas juga, begitu pun sebaliknya, seorang guru yang tidak berkualitas akan menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang tertinggal dan bahkan bisa menjadi bangsa yang terjajah lagi, selain itu  saat ini profesi guru dijamin kesejahteraan hidupnya.
          Namun,kebanyakan orang yang telah menjadi seorang guru dalam menjalankan profesinya tersebut tidak jarang melakukan penyimpangan atau pun pelanggaran terhadap norma-norma menjadi seorang guru, sehingga pemerintah menetapkan suatu aturan atau norma-norma yang harus dipatuhi oleh para guru di Indonesia yang dikenal dengan “Kode Etik Guru”. Dengan adanya Kode Etik Guru ini, diharapkan para guru dapat menjalankan tugasnya dengan baik sebagaimana telah ditetapkan dalam Kode Etik Guru tersebut.

B.       Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian kode etik Guru ?
2.      Apakah isi dari kode etik Guru Bk ?
3.      Apakah Fungsi Kode etik Guru ?

C.       Tujuan 
         Untuk mengetahui pengertian, isi dan fungsi dari kode etik Guru Bk, dan sebagai salah satu tugas mata mata kuliah profesionalisasi bimbingan dan konseling.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian kode etik Guru

        Kode etik profesi merupakan norma yang ditetapkan dan diterima oleh sekelompok profesi, yang mengarahkan atau memberi petunjuk kepada anggotanya bagaimana seharusnya berbuat dan sekaligus menjamin mutu profesi itu dimata masyarakat. Apabila anggota kelompok profesi itu menyimpang dari kode etiknya, maka kelompok profesi itu akan tercemar di mata masyarakat. Oleh karena itu, kelompok profesi harus mencoba menyelesaikan berdasarkan kekuasaannya sendiri.
       Dalam kaitannya dengan profesi, bahwa kode etik merupakan tata cara atau aturan yang menjadi standart kegiatan anggota suatu profesi. Suatu kode etik menggambarkan nilai-nilai professional suatu profesi yang diterjemahkan kedalam standar perilaku anggotanya.
       Seperti guru memiliki kewajiban untuk membimbing anak didik seutuhnya dengan tujuan membentuk manusia pembangunan yang pancasila. Inilah bunyi kode etik guru yang perrtama dengan istilah “bebakti membimbing” yang artinya mengabdi tanpa pamrih dan tidak pandang bulu dengan membantu (tanpa paksaan, manusiawi). Istilah seutuhnya lahir batin, secara fisik dan psikis. Jadi guru harus berupaya dalam membentuk manusia pembangunan pancasila harus seutuhnya tanpa pamrih.
       Misalnya seperti guru pembimbing atau konselor di sekolah “Konselor harus menghormati harkat pribadi, integritas dan keyakinan kliennya”. Apabila kode etik itu telah diterapkan maka konselor ketika berhadapan dalam bidang apapun demi lancarnya pendidikan diharapkan memiliki kepercayaan dengan clientnya dan tidak membuat clientnya merasa terseinggung.

B.     Kode Etik Guru Bimbingan dan Konseling

       Dengan disahkannya UU NO 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, memberikan makna tersendiri bagi pengembangan profesi bimbingan dan konseling, dan melahirkan berbagai Peraturan Pemerintah sebagai peletakan dasar  pelaksanaan Undang-undang tersebut. PP no 27, 28, 29, dan 30 tahun 1990 mengatur tata laksana pendidikan pra-sekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi serta mengakui sepenuhnya tenaga guru dan tenaga lain yang berperan dalam dunia pendidikan, selain guru.
       Peluang lain yang memberikan angin baru badi pengembangan bimbingan dan konseling adalah SK. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 026/1989, yang menyatakan, “adanya pekerjaan bimbingan dan konseling yang berkedudukan seimbang dan sejajar dengan kegiatan belajar”. PP tersebut memberikan legalisasi yang cukup mantap bagi keberadaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah. 
       Aspek legal keberadaan konselor juga dipeyung UURI No. 20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat 6 yang menyatakan, “Pendidik adalah tenaga kepandidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan ke khususannya, serta bepartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan” (PB ABKIN, 2005: 34)
       Kode Etik Bimbingan dan Konseling Indonesia merupakan landasan moral dan pedoman tingkah laku profesional yang dijunjung tinggi, diamalkan dan diamankan oleh setiap anggota profesi Bimbingan dan Konseling Indonesia, yaitu :
1.      Pembimbing menghormati harkat klien.
2.      Pembimbing menempatkan kepentingan klien diatas kepentingan pribadi.
3.      Pembimbing tidak membedakan klien.
4.      Pembimbing dapat menguasai dirinya, dalam arti kata kekurangan-kekurangannya dan perasangka-prasangka pada dirinya.
5.      Pembimbing mempunyai sifat renda hati sederhana dan sabar.
6.      Pembimbing terbuka terhadap saran yang diberikan pada klien.
7.      Pembimbing memiliki sifat tanggung jawab terhadab lembaga ataupun orang yang dilayani.
8.      Pembimbing mengusahakan mutu kerjanya sebaik mungkin.
9.      Pembimbing mengetahui pengetahuan dasar yang memadai tentang tingkah laku orang, serta tehnik dan prosedur layanan bimbingan guna memberikan layanan sebaik-baiknya.
10.  Seluruh catatan tentang klien bersifat rahasia.
11.  Suatu tes hanya boleh diberikan kepada petugas yang berwenang menggunakan dan menafsirkan hasilnya.

Beberapa rumusan kode etik bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:
1.      Pembimbing yang memegang jabatan harus memegang teguh prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling.
2.      Pembimbing harus berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai hasil yang baik.
3.      Pekerjaan pembimbing harus harus berkaitan dengan kehidupan pribadi seseorang maka seorang pembimbing harus:
a.         Dapat menyimpan rahasia klien.
b.        Menunjukkan penghargaan yang sama pada berbagai macam klien.
c.         Pembimbing tidak diperkjenan menggunakan tena pembantu yang tidak ahli.
d.        Menunjukkan sikap hormat kepada klien.
e.         Meminta bantuan alhi diluar kemampuan stafnya.

       kode Etik Bimbingan dan Konseling Indonesia wsajib dipatuhi dan diamalkan oleh pengurus dan anggota organisasi tingkat nasional , propinsi, dan kebupaten/kota (Anggaran Rumah Tangga ABKIN, Bab II, Pasal 2)

C.     Fungsi kode Etik Guru
         Pada dasarnya kode etik memiliki fungsi ganda yaitu sebagai perlindungan dan pengembangan bagi profesi. Fungsi seperti itu sama seperti apa yang dikemukakan Gibson dan Michel (1945 : 449) yang lebih mementingkan pada kode etik sebagai pedoman pelaksanaan tugas prosefional dan pedoman bagi masyarakat sebagai seorang professional.
           Kode etik guru sesungguhnya merupakan pedoman yang mengatur hubungan guru dengan teman kerja, murid dan wali murid, pimpinan dan masyarakat serta dengan misi tugasnya. Menurut Oteng Sutisna (1986 : 364) bahwa pentingnya kode etik guru dengan teman kerjanya difungsikan sebagai penghubung serta saling mendukung dalam bidang mensukseskan misi dalam mendidik peserta didik.
            Etika hubungan guru dengan peserta didik menuntut terciptanya hubungan berupa helping relationship (Brammer, 1979), yaitu hubungan yang bersifat membantu dengan mengupayakan terjadinya iklim belajar yang kondusif bagi perkembangan peserta didik. Dengan ditandai adanya perilaku4 empati,penerimaan4dan penghargaan, kehangatan dan perhatian, keterbukaan dan ketulusan serta kejelasan ekspresi seorang guru.



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
         Kode etik ialah ketentuan-ketentuan atau peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh siapa saja yang berkecimpung dalam bidangnya masing-masing misalnya seperti guru bimbingan dan konseling memiliki kode etik yang harus di ikuti agar profesi seorang guru tersebut terarah dengan baik.
         Menurut saya kode etik yang di keluarkan oleh ABKIN sudah relatif bagus hanya saja yang perlu di perhatikan kembali ialah guru bimbingan dan konseling itu sendiri, apakah konselor itu mampu mengikuti kode etik tersebut atau malah mengabaikanya. Tetapi ketika kode etik tersebut tidak di terapkan atau tidak di ikuti maka yang terjadi adalah kode etik tersebut tidak berfungsi sebagai mana mestinya dan guru tersebut akan mendapatkan sangsi sebagaimana mestinya seperti :
1.      Memberikan teguran secara lisan dan tertulis
2.      Memberikan peringatan keras secara tertulis
3.      Pencabutan keanggotan ABKIN
4.      Pencabutan lisensi
5.      Apabila terkait dengan permasalahan hukum/ kriminal maka akan diserahkan pada pihak yang berwenang.

B.   Saran
            Penulis mengetahui dalam makalah ini tentunya masih ada kekurangan-kekurangan yang tanpa di senggaja atau di sadari kekuranganya maka dalam hal ini di harapkan saran dan kritik yang sifatnya membantu atau membanggun motifasi dalam membuat makalah berikutnya.


DAFTAR PUSTAKA





Deskripsi Masalah

            Menurut saya kode etik yg dikeluarkan oleh abkin ini sangat bagus. karna Di lihat dari  pendapat yang ia berikan tentang pengertian kode etik adalah ketentuan atau aturan yang menjadi pedoman dalam menjalani tugas dan aktivitas suatu profesi. Disini jelas sekali bahwa abkin sangat memegang aturan dalam kode etik guru dan menggunakan aturan kode etik sesuai dengan aturannya seperti halnya mulai dari menghormati klien sampai menjaga kerahasiaan klien dan dikenakan sanksi apabila melanggar aturan yang sudah ditetapkan. Ini  merupakan hal yang sangat bagus karena seharusnya tugas guru bimbingan dan konseling memang seperti itu.
            Bukan hal yang seperti biasanya terjadi bahwa masih banyak guru bimbingaan konseling yang tidak memegang aturan dalam menjalankan profesinya dengan baik.contohnya tidak dapat menjaga kerahasian yang dimiliki klien dengan baik. Dengan cara menceritakan masalah klien kepada orang lain. Dan tidak ada juga dikenakan sanksi. Jadi dalam hal ini menurut saya kode etik yang dikeluarkan oleh abkin ini sudah sangat bagus dan perlu menjadi contoh untuk guru bimbingan konseling dalam menjaga aturan yang ada dalam kode etik guru bimbingan dan konseling.

Contoh Lengkap Verbatim BK

No.
TAHAP
VERBATIM
TEKNIK
1.
Tahap 1:
Pengembangan/pembinaan hubungan

Kons : Assalamu’alaikum
Ko’or : Wa’alaikum salam, silahkan duduk.
Kons : trimakasih kak.
Ko’or : ini dengan R yah?
Kons : ia, betul kak
Ko’or : bagaiana kabarnya R hari ini?
Kons : Alhamdulillah baik kak
Ko’or : Alhamdulillah kalau begitu, oh ia R sekarang kelas berapa?
Kons : saya sekarang sudah kelas 2 kak?
Ko’or : kelas 2 yah, sekolah dimana?
Kons : saya sekoalh di MTS Al- Khaerat Mamboro kak.
Ko’or : wah, kakak kira R ini sudah SMA ternyata masih MTS toh.
Kons : (tersenyum)
Koor : sudah berapa lama R tinggal di panti asuhan?
Kons : sudah sekitar 1 tahunan kak.
Ko’or : kalo sudah sekitar 1 tahunan berarti mulai dari R baru masuk kelas 1 yah?
Kons : iya betul kak.
Koor : jadi bagaimana R, apakah R merasa sengang tinggal disini?
Kons : cukup senang kak.
Koor : kok ada kata cukup? Berarti ada juga yah yang tidak disenangi?
Kons : (diam)
Koor : baiklah kalau R belum mau mengatakan kepada kakak apa yang R tidak senangi, tapi apa yang membat R sengantingal disini?
Kons : banyak teman-teman, dan juga disini saya bisa sekolah dan di biayai oleh panti.
Koor : jadi R senang karena di panti R punya banyak teman dan biaya sekolah R ditanggung oleh panti?
Kons : iya kak’
Koor : memangnya di kampung R tidak punya banayak teman?
Kons : ada kak, tapi saya lebih senang dengan teman-teman yang ada disini?
Koor : memang apa bedanya?
Kons : kalao di kampung teman-teman banyak yang tidak sekolah jadinya mereka semua nakal, masih kecil sudah ada yang minum, merokok.
Koor : ohh jadi R takut nanti ikut-ikutan nakal? Makanya R mau tinggal di panti dan meninggalkan kampung serta keluarganya R?
Kons : iya ka’.
Koor : R tidak rindu dengan org tua dan sodara-saudara R?
Kons : (Diam)
Koor : ada apa R? Kalau memang R rindu dengan keluarga R bisa bilang.
Kons : sebenarnya saya rindu ka’, tapi saya belum bisa pulang sekarang dan juga  bapak saya juga terkadang datag menjenguk saya,.
Koor : oh iya? Baguslah kalau bapaknya R biasa datang menjenguk R. Tapi tadik R bilang R belum bisa pulang sekarang, memangnya kenapa R?
Kons : saya ingin menyelesaikan sekolah saya dulu ka’ setidaknya sampai saya tamat di MTS. Karena orangtua saya sudah pesan, kalau sudah tamat saya disuruh untuk pulang.
Koor : jadi setelah lulus MTS R berencana untuk pulang seperti apa yang di inginkan orang tua R?
Kons : ( diam sejenak ) sebenarnya saya belum ingin pulang ka’, karena saya berharap saya bisa selesai sampai SMA baru kemudian saya balik kekampung.
Koor : oh begitu, apa R sudah mengtakan kepada orangtua bahwa R masih ingin tinggal disini sampai tamat SMA.
Kons : belum ka’, saya tidak enak hati pada bapak dan ibu, mungkin mereka sudah rindu, dan juga saya berfikir kalau dikampung setidaknya saya bisa membantu mereka bekerja.
Koor : kakak senang mendengar perkataan R yang begitu pengertian dengan orangtua, namun kalau itu akan menjadi bebang buat R nantinya akan lebih baik R menceritakan kepada orangtua dan meminta pendaat dari mereka, kakak yakin orang tua R pasti mengerti.
Kons : iya kak, saya akan mencoba.
Koor : baguslah kalau R mau berusaha, wah R ternyata sudah pukul 9, sepertinya kita cukup samapai disini hari ini, nanti kita melanjutkan di pertemuan berikutnya, bagaimana R?
Kons: iya ka’
Koor : baikla sampai ketemu lagi R
Kons : iya ka’, Assalamu alaikum
Koor : wa’alaikum salam R.





NO
TAHAP
VERBATIM
TEKNIK
1.
Tahap 2 : Memperdalam penggalian
Koor : Assalamu’alaikum R,
Kons : wa’alaikum salam ka’
Koor : hari ini kita bertemu lagi R, bagaimana kabarnya R hari ini?
Kons: Alhamdulillah baik ka’.
Koor : Alhamdullah kalau R baik-baik saja. Tadik R dari mana?
Kons : habis nonton bola ka’.
Koor : perginya dengan siapa?
Kons : dengan kakak saya.
Koor : ohh dengan kakak, sepertinya R dekat yah dengan kakak?
Kons : iya ka’, kan cuman dia saudara terdekat saya di panti?
Koor : baguslah kalau R dekat dengan kakak, oh iia bagaimana dengan orangtua R? Apakah R sudah berbicara dengan orangtua?
Kons : belum ka’
Koor : wah, kenapa belum?
Kons : saya masih ragu ka’, saya takut mengecewakan mereka.
Koor : kaka’ senang kalau R memikirkan perasaan orangtua R, tapi apakah dengan mengikuti keinginan orangtua R akan baik-baik saja?
Kons : (diam)
Koor : kalau memang R baik-baik saja yah R memang harus mengikuti keinginan orangtuanya R.
Koor : kalau saya jujur ka’ masih tetap ingin tinggal disini, tapi saya masih bingung ka’,
Koor : apakah R sudah  mendiskusikannya dengan kakak R?
Kons : belum ka’
Koor : R tidak ingin minta pendapat dari kakakR?
Kons :saya bingung ka’ apakah saya harus memberitahukannya atau tidak.
Koor : kenapa bingung?
Kons : karena sepertinya kakak saya akan sependapat dengan orangtua untuk pulang setelah tamat MTS..
Koor ; ohh, ya sudah terserah R saja. Jadi bagaimana? Apa yang akan R lakukan selanjutnya?
Kons : kalau menurut kakak apa yang ahrus saya lakukan? Karena akalau saya sendiri bingung ka’.
Koor : yah kalau kakak sih sebaiknya R membicarakannya dengan keluarga R, atau minta pendapat dengan pembina panti, mungkin mereka ada saran buat R.
Kons : ia ka’ saya akan mencoba kembali.
Koor ; kakak salut dengan kemauan R berusaha untuk menyelesaikan masalah yang sedang R alami.
Kons : iya ka’, saya betul-betul belum ingin pulang sekarang ke kampung, selain karena saya masih ingin melanjutkan sekolah disini masih ada hal lain ka’, ( murung)
Koor : oh yah ? ada apa R? Coba ceritakan dengan kaka’, semoga kakak bisa bantu.
Kons : (diam)
Koor : R tenang saja, apapun yang R katakan kakak jamin kerahasiaannya, hanya R dan kakak yang tahu, jadi R tidak perlu takut ataupun ragu untuk menceritakannya pada kakak.
Kons : sebenarnya alasan utama saya ingin tinggal berjauhan dengan orangtua dan mengikuti jejak kaka saya karena saya tidak betah tinggal di rumah ka’.
Koor : ohyah ? kenapa R tidak betah tinggal dirumah, dan memilih tinggal dipanti? Padahal R harus meninggalkan keluarga yang R sayangi.
Kons : saya tidak suka tinggal dirumah ka’, ( murung, mata berkaca-kaca)
Koor : ( memegang bahu konseli),
Koor : pelan-pelan R, coba R tenangkan fikiran R dulu.
Kons : saya betul-betul tidak tahan tinggal dirumah ka’.
Koor : oke, kakak paham kalau R tidak tahan tinggal dirumah, tapi kenapa R tidak tahan dan tidak betah tinggal dirumah?
Kons : keluarga saya sering bertengkar ka’, kami sering kena; marah kalau orangtua habis bertengkar kamiselalu kena’ imbasnya.
Koor : oh jadi R tidak betahtinggal dirumah karena keluarga R tidak harmonis.? Dan R juga saudara sering dimarah orangtua ?
Kons : iya kak.
Koor : apakah alasan R dan kakak R untuk tinggal di panti sama?
Kons : iya ka’,
Koor : berarti kakak R paham betul apa yang R inginkan? Coba R ceritakan  apa yang R alami sekarng pada kakak R.
Kons : baiklah ka’ saya akan coba bicara dengan kakak saya .
Koor : baguslah kalau R berfikiran seperti itu, nah karena hari ini sepertinya cukup sampai disini pertemuan kita, kaka tunggu kabar selanjutnya dari R saat kita bertemu lagi nanti, bagaimana R:
Kons : iya ka
Koor : baiklah untuk hari ini cukup dulu yah, sampai ketemu lagi.
Kons : iya ka’ Assalaumu’alaikum ka’
Koor : wa’alalkum salam R.




VERBATIM 3
No.
TAHAP
VERBATIM
TEKNIK
Tahap 3 : Menetapkan dan memecahkan masalah
Koor : Assalamu’alaikum R, bagaimana kabarnya hari ini?
Kons : wa’alaikum salam ka’, Alhamdulillah baik ka’.
Koor : baiklah R, bisa kita lanjutkan percakapan kita yang sebelumnya?
Kons : iya ka’,
Koor : jadi bagaimana sekarang, sudah sejauhmana perkembangannya?
Kons : saya sudah menceritakannya dengan kakak saya ka’,
Koor : jadi bagaimana taggapan kakak R?
Kons : katanya saya harus bertindak sesuai keinginan saya ka’,
Koor : jadi bagaimana menurut R? Apa yang akan R lakukan sekarang?
Kons : saya akan tetap tinggal di panti samapai saya tamat SMA ka’,
Koor : syukurlah kalau R sudah punya keputusan, semoga keputusan yang R ambil bisa membuat R lebih tenang.
Kons : amin
Koor : oh yah R, pada pertemuan kita sebelumnya R bilang kalau keluarga R kurang harmonis dan dirumah Rsering sekali dimarahi, kakak mau dengar cerita R lagi tentang keluarga R.
Kons : iya ka’, saya heran kenapa mereka selalu bertengkar yang lebih anehnya lagi ka’, sehabis mereka bertengkar saya dan seudara-saudara saya juga kena marah, padahal kami tidak tahu kesalahan kami.
Koor : jadi kalian sering dimarahi tanpa sebab?
Kons : betul ka’.
Koor : jadi sehabis dimarahi apa yang R lakukan?
Kons : terkadang saya membantah ka’, karna menurut saya kenapa saya haruss dimarahi padahal saya tidak salah.
Koor : trus bagaimana tanggapan orangtua R setelah R membantah?
Kons : mereka makin marah ka’, kalau mereka sudah tambah marah saya terkadang pergi dari rumah.
Koor : apakah setelah R pergi dan kembali kerumah, oarngtua R sudah tidak marah lagi?
Kons : terkadang marah dan kadang sudah tidak marah lagi
Koor : oh yah ?
Kons : iya ka’, itulah ka’ kenapa saya tidak betah untuk tinggal dirumah.
Koor : yah, kakak paham kenapa R sampai mengambil keputusan untuk berani meninggalkan rumah dan tinggal dipanti.
Kons : (diam)
Koor : jadi setelah R meninggalkan rumah dan tinggal dipanti bagaimana perasaan R?
Kons :  saya sebenarnya rindu ka’ dengan keluarga, tapi disini saya lebih nyaman ka’ karenasaya tidak terlalu memikirkan keadaan keluarga saya yang berantakan.
Koor : Alhamdulillah kalau selama tinggal di panti R merasa senang, oh yah R kalau boleh kakak tau apakah R marah dengan sikap orangtua R yang seperti yang R ceritakan pada kakak tadik?
Kons : di bilang marah yah marah ka’, hanya saja kalau difikir-fikir mereka bersikap seperti itu mungkin karena mereka lelah setelah seharian bekerja, dan mungkin juga karena keadaan ekonomi kami yang kurang baik ka’.
Koor : oh begitu, senang rasanya mendengar R begitu pengertian dengan keadaan keluarganya R, walau R merasa marah tapi R tetap berusaha untuk mengerti.
Kons : terima kasih ka, saya juga baru menyadarinya beberapa hari ini ka’.
Koor : oh begitu yah, yah R walaupun orangtua terus memarahi kita, tapi sebenarnya mereka pasti sayang dengan kita, karena bagaimana pun mereka adalah orangtua R.
Kons : iya ka’, makanya saya menyesal karena dulu sering membantah saat dimarahi ka’
Koor : (memegang bahu konseli) kalau R sekarang menyesal dengan perbuatan R dulu jadi sekarang apa yanga akan R lakukan sekarang?
Kons : mungkin saya akan meminta maaf ka’ dengan orangtua dan berusaha merubah sikap-sikap saya yang dulu sering menyakiti perasaaan orangtua.
Koor : Alhamdulillah kalau R bisa berfikiran seperti itu, nah R sudah jam 9 hari ini cukup samapai disini lagi yah, nanti kita lanjutkan lagi, kakak tunggu kabar dari R selanjutnya. Oke?
Kons : ohh ia ka’,
Koor : kalau begitu, saat kita ketemu lagi kakak harap permasalahn yang R hadapi dapat R selesaikan,
Kons : iya ka’semoga, kapan kakak datng lagi kepanti ini?
Koor : mungkin hari kamis R
Kons: oh iya ka’ saya tunggu yah ka’ semoga saya juga sudah bisa berbicara dengan orangtua saya ka’, baiklah kalau begitu saya permisi ka’, Assalamualaikum ka’.
Koor : wa’alaikum salam R.





VERBATIM 4
NO.
TAHAP
VERBATIM
TEKNIK

Tahap 4 : Pengakhiran dan Tindak Lanjut
Koor : Assalamu’alaikum R
Kons : wa’alaikum salam ka’ maaf ka’ lambat,
Koor : oh iya tidak apa, R dari man?
Kons : dari perpustakaan ka’.
Koor : belajar yah?
Kons : iya ka’, soalnya sudah mau mulai MIT Semester ka’, .
Koor : oh yah? Kapan?
Kons : mulai besok ka’,
Koor : wadduh, nda ganggu kan?
Kons : tidak ka’, belajarnya juga sudah selesai ka’,
Koor : syukurlah, .
Kons : oh yah ka’, saya sudah bicara dengan bapak saya ka’ kalau saya masih ingin tetap tinggal disini.
Koor : oh yah? Jadi bagaiman tanggapan bapak R?
Kons : awalnya dia diam ka’, tapi setelah saya jelaskan dia paham ka’.
Koor : Alhamdulillah, jadi sekarang bagaimana perasaan R setelah berbicara dengan bapak?
Kons : sudah lebih tenang ka’, saya juga sudah minta maaf dengan bapak saya ka’.
Koor : oh yah? Bagaimana cara R menyampaikan maaf ke bapak R? Kakak jadi penasaran.
Kons : ( senyum), saya bilang saya minta maaf pak’ kalau selama ini saya ada salah sama bapak dan mama.
Koor : trus bagaimana tanggapan bapak R?
Kons : da hanya diam ka’, sambil mengusap kepala saya ka’
Koor : itu tanda kasih bapak R ke R. Sekarang bagaiman perasaan R?
Kons : baik ka’, hanya saja saya belum bicara dengan ibu.
Koor : yah nanti kalau ada kesempatan baru bicara dengan ibu.
Kons : iya ka’.
Koor : jadi R, selama beberapa kali kita menjalankan konseling apa yang R rasakan?
Kons : saya lebih merasa lega ka’, setidaknya saya sudah tahu apa yang menjadi masalah saya dan saya bersyukur bisa berani mengambil sikap untuk menyelesaikan masalah saya ka’,terimaksih ka’ karena sudah mau membantu saya menyelesaikan masalah saya ka’.
Koor : syukurlah kalau R merasa ada manfaat dari pertemuan kita. Semoga ketika R nantinya mengalami suatu masalah R bisa menyelesaikannya seperti R berusaha menyelesaikan masalah R yang sebelumnya.
Kons : Amien ka’.
Koor : baikalah R sekian pertemuan kita, terimakasih kaka ucapkan pada R karena R sudah mau percaya dan menceritakan permasalahn yang R alami pada kakak.
Kons : sama-sama ka’, karena kaka sudah mau mendengar cerita saya dan juga mau membantu saya.
Koor : iya R, semoga kita bisa bertemu lagi yah R.
Kons : amien, rajin-rajin kemari yah ka’.
Koor : insya Allah, kalau begitu samapai jumpa lagi R, Assalamu’alaikum R
Kons : Wa’alaikum salam ka’.